SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Badan Pusat Statistik Jawa Tengah mencatat neraca perdagangan Jawa Tengah pada awal tahun 2019 ini masih mengalami defisit US$218,82 juta. Pertumbuhan ekspor sebesar 11,80% belum mampu mengimbangi nilai impor meskipun turun 4,95% dibandingkan Januari 2018.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jateng Arjuliwondo mengungkapkan impor sektor migas mencapai US$221,60 juta pada Januari 2019. Sementara itu, ekspor sektor migas hanya US$3,10 juta pada awal tahun 2019 ini.  “[Nilai neraca perdagangan secara total yang defisit]. Kita masih mengimpor minyak sebagian besar. Sekitar 30% masih mengimpor minyak,” kata Arjuliwondo di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (15/2/2019).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Saat ini, terang dia, hasil produksi minyak dari kilang Cilacap untuk keperluan pasar dalam negeri. Sementara itu, lanjutnya bahan bakar minyak mentah yang digunakan untuk produksi diimpor dari negara-negara seperti Arab Saudi dan Malaysia.

BPS Jateng mencatat total nilai ekspor Jateng pada Januari 2019 mencapai US$763,69 juta. Pencapaian tersebut lebih tinggi 11,8% dibandingkan ekspor pada periode yang sama tahun lalu, yakni US$683,07 juta.

Dalam struktur ekspor, pengapalan ke luar negeri sektor non migas tercatat memiliki kontribusi sebesar 99,59% dengan perincian industri pengolahan sebesar 95,19%, pertanian 4,17%, dan tambang 0,23%. Adapun sektor migas, dalam data BPS, hanya berkontribusi sebesar 0,41% terhadap ekspor Jateng pada Januari 2019.

Secara keseluruhan, ekspor sektor industri pengolahan dan pertambangan merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan pada Januari 2019 dibandingkan Januari 2018, yakni masing-masing tumbuh 15,55% dan 6,50%. Adapun kinerja ekspor migas  dan pertanian pada Januari 2019 ini tercatat masing-masing lebih rendah 82,45% dan 7,83% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berbeda dengan nilai ekspor yang menunjukkan peningkatan, BPS mencatat, nilai impor pada Januari 2019 tercatat lebih rendah 4,95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni dari US$1,03 miliar menjadi US$982,51 juta pada Januari 2019. Dari total impor sepanjang Januari 2019, impor non-migas mencapai US$760,91 juta atau sekitar 77,45% dari total impor. Nilai impor non-migas Jateng ini juga mengalami peningkatan 7,92% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Adapun share impor non-migas terbesar pada Januari 2019 adalah mesin-mesin atau pesawat mekanik senilai US$162,41 juta atau 16,53%. Kemudian, plastik dan barang dari plastik dengan nilai US$60,85 juta atau 6,19%.

Terkait dengan impor Jateng, struktur impor menurut penggunaan barang menunjukkan bahwa impor bahan baku atau penolong memiliki kontribusi terbesar 76,94%. Diikuti barang modal 15,92%, dan konsumsi 7,15%.

Impor barang modal pada awal tahun ini mengalami pertumbuhan 65,44% dibandingkan dengan Januari 2018. Sementara bahan baku atau penolong dan konsumsi masing-masing minus 10,37% dan 26,76%.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya