SOLOPOS.COM - Ilustrasi asteroid berukuran besar. (Reuters)

Solopos.com, JAKARTA — Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) membikin teleskop infrared luar angkasa untuk mendeteksi objek yang melintas di dekat Bumi.

Mengutip Liputan6.com, Kamis (17/6/2021), teleskop ini disebut NEO Surveyor atau Near Earth Object Surveyor. Salah satu bentuk NEO yang dideteksi adalah asteroid.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Teleskop inframerah luar angkasa ini dirancang untuk membantu memajukan upaya mempertahankan Bumi dari asteroid. Teleskop ini juga membantu ilmuwan mengklasifikasi sebagian besar asteroid yang berpotensi bahaya bagi Bumi.

Baca Juga : Kursi Penerbangan Antariksa Blue Origin Laku Rp398 Miliar

Ekspedisi Mudik 2024

Sekadar informasi, asteroid yang dianggap berpotensi bahaya bagi Bumi adalah yang berada dalam jarak 30 juta mil dari orbit Bumi dan dikenal sebagai objek dekat Bumi (NEO).

“Teleskop NEO Surveyor akan memiliki kemampuan mempercepat tingkat deteksi NASA terhadap asteroid dan komet yang bisa menimbulkan bahaya bagi Bumi,” kata Ilmuwan Program NEO Surveyor NASA Mike Kelley, dikutip dari Scitech Daily.

Kelley menyebutkan, teleskop ini dirancang untuk menemukan 90% asteroid berukuran 140 meter atau lebih besar, dalam satu dekade setelah diluncurkan.

Ancaman Bagi Bumi

Setelah menyelesaikan tujuannya menemukan 90% objek dekat Bumi berukuran lebih dari 1.000 meter pada 2010, UU Administrasi Penerbangan dan Antariksa Nasional AS mengarahkan NASA untuk menemukan 90% NEO yang lebih besar berukuran lebih dari 140 meter.

Sejauh ini NASA menemukan sekitar 40% asteroid dekat Bumi. “Setiap malam, para astronom di seluruh runia menggunakan teleskop optik di darat untuk menemukan objek dekat Bumi baru, mengkarakterisasi bentuk dan ukurannya, dan memastikan mereka tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi,” kata Manajer NEO Observations Program, Kelly Fast.

Meski begitu ada kendala dalam prosesnya, yakni teleskop optik hanya bisa mencari NEO di langit pada malam hari. Asteroid Apophis yang lintasannya amat dekat dengan Bumi (kuning) akan melewati planet ini pada tahun 2029 dalam jarak yang setara dengan beberapa satelit (biru).

Baca Juga : Aksara Jawa dan Sunda Diajukan Dapat SNI dari BSN

Sementara, teleskop NEO Surveyor akan memungkinkan pengamatan untuk siang dan malam dan secara khusus menargetkan wilayah di mana NEO bisa menimbulkan bahaya.

NASA menyebut, penting untuk sejak dini mendata dan melacak objek yang bisa menimbulkan potensi bahaya. Hal ini bertujuan untuk memitigasi dampak yang mungkin terjadi.

Salah satu mitigasi atau pencegahan yang dilakukan adalah rencana NASA menguji teknologi senjata penabrak asteroid atau dikenal sebagai Double Asteroid Redirection Test/ DART pada akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya