SOLOPOS.COM - Nelayan rajungan di Dusun Pejarakan, Desa Danasari, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah mengikuti aksi bersih-bersih pantai bertajuk Coastal Cleanup , Rabu (30/10/2019). (Antara-Andi J.)

Solopos.com, PEMALANG — Nelayan rajungan Pemalang berhasil mengangkat tiga ton sampah dari Pantai Pejarakan, Rabu (30/10/2019). Aksi bersih-bersih di kawasan pantai Dusun Pejarakan, Desa Danasari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah bertajuk Coastal Cleanup itu digagas pemkab dengan melibatkan swasta.

Tak kurang dari 152 nelayan terlibat dalam aksi yang digagas bersama oleh Pemkab Pemalang dan Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) serta PT Blue Star Anugrah (BSA) selaku pabrik pengolahan rajungan di Pemalang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam acara yang didukung Dinas Perikanan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pemalang itu hadir Kepala Desa Danasari Maknun. Tampak terlihat pula perwakilan importir dari Amerika Serikat, Country Manager Blue Star Foods Corp, AS Bambang Arif Nugraha dan Edwing Fuentes, serta Direktur Eksekutif APRI Dr Hawis Madduppa.

"Aksi kolaborasi semacam ini adalah wujud dari partisipasi publik dalam turut serta menjaga dan menyelamatkan lingkungan, khususnya dari pencemaran sampah plastik di laut. Kami sangat mengapresiasi," kata Kepala Seksi Pengolahan Sampah DLH Pemalang, Agus Harto Wibowo di sela-sela aksi.

Ia menjelaskan, minus sampah dari kawasan pesisir dan laut, DLH yang juga menangani sampah dari bahan berbahaya dan beracun (B3) memiliki data bahwa di Kabupaten Pemalang dengan jumlah penduduk 1,4 juta jiwa, setiap orang menghasilkan 0,4 kg sampah plastik per hari. Untuk angka nasional, kata dia, setiap tahun per jiwa menghasilkan 700 kg sampah plastik setiap tahun.

"Jadi, sekali lagi, kami apresiasi ada kepedulian melalui kegiatan aksi bersih-bersih pantai ini, termasuk dukungan perusahaan seperti BSA, dan juga para pihak seperti APRI yang melibatkan nelayan di Pantai Dusun Pejarakaan ini," katanya.

Agus Harto Wibowo yang mewakili Kepala DLH Pemalang berharap ratusan perusahaan di daerah itu juga memiliki sumbangsih bagi kelestarian lingkungan sesuai bidangnya masing-masing. Sementara itu, Kabid Dinas Perikanan Kabupaten Pemalang R.R. Ida Komaria S. menyatakan bahwa persoalan pencemaran pesisir dan laut telah menimbulkan berbagai persoalan yang kompleks.

"Dan itu mengancam keanekaragaman kehidupan laut, sekaligus berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat, khususnya nelayan," katanya mewakili Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pemalang, Suharto.

Disebutkan bahwa sumber pencemaran pesisir dan laut tidak saja bersumber dari daratan, namun juga terdapat sumber dari lautan. Ia mengemukakan bahwa sampah plastik di lautan misalnya, sekitar 20 persen berasal dari sektor pelayaran dan perikanan. "Namun, 80% berasal dari daratan," tambahnya.

Menurut dia, Desa Pejarakan—yang merupakan salah satu sentra nelayan rajungan yang produksinya rata-rata mencapai 100 ton/bulan—kondisi sanitasi lingkungannya belum tertata. Terutama, katanya, untuk drainase sampah dan sarana MCK (mandi cuci kakus).

"Padahal pengelolaan hasil perikanan yang sehat juga memerlukan kondisi lingkungan yang mendukung terbentuknya proses produksi bersih, sesuai dengan prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan [Sustainable Development Goals/SDGs] Perserikatan Bangsa Bangsa," kata Ida Komaria.

Direktur Eksekutif APRI Hawis Madduppa yang juga pakar kelautan dan perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam kesempatan itu memberikan pemahaman kepada nelayan agar tidak menangkap rajungan dengan ukuran yang dilarang pemerintah, yakni minimal 10 cm sesuai Peraturan Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan (Permen KKP) No. 56/2016 tentang larangan penangkapan dan atau pengeluaran lobster, kepiting dan rajungan.

"Jika rajungan yang ditangkap kurang dari 10 cm, apalagi yang sedang bertelur, lepaskan lagi ke laut. Itu adalah bagaimana menjaga kelestarian lingkungan untuk kesinambungan pendapatan nelayan sendiri," katanya.

Sedangkan Direktur PT BSA Pemalang, Arie Prabawa menyatakan aksi bersih-bersih pantai yang digagas pihaknya itu adalah bagian dari kesadaran rantai pasok dari nelayan rajungan, mini plant (tempat pengupasan rajungan), tempat perebusan (cooking station) agar terjaga keseimbangan antara konservasi dan bisnis yang berkelanjutan.

"Kami turut berkontribusi agar pelestarian lingkungan di Desa Pejarakan ini selaras dengan spirit keberlangsungan bisnis rajungan ini," katanya.

Sementara itu, Bambang Arif Nugraha dari Blue Star Foods Corp, AS menyatakan perusahaan itu sejak didirikan telah berkomitmen menyelaraskan prinsip Triple Bottom Line. yakni tiga kriteria suksesnya usaha itu dilihat dari ekonomi, lingkungan, dan sosial.

Seusai aksi bersih-bersih pantai, dilakukan diskusi dan dialog secara lesehan di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) khusus rajungan di Dusun Pejarakan, Desa Danasarai, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya