SOLOPOS.COM - Sulani sinden Sragen (Youtube)

Negara tandingan Mujais mempunyai pengikut di Soloraya, salah satunya sinden terkenal asal Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Rumah mewah dua lantai milik sinden yang juga penyanyi campursari Sragen, Sulani, di jalan Sragen-Ngawi, Benersari, Ngarampal, Sragen disita paksa oleh juru sita Pengadilan Negeri (PN) Sragen, Rabu (7/9/2016). Sang pemilik rumah Sulani menunggak kredit di BCA Solo, Rp1,1 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Juru sita dari Pengadilan Negeri (PN) Sragen mengosongkan isi rumah milik yang disinggahi Sulani di jalan Sragen-Ngawi, tepatnya di Dusun Benersari, Desa Bener, Ngrampal, Sragen, Rabu (7/9/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)


Juru sita dari Pengadilan Negeri (PN) Sragen mengosongkan isi rumah milik yang disinggahi Sulani di jalan Sragen-Ngawi, tepatnya di Dusun Benersari, Desa Bener, Ngrampal, Sragen, Rabu (7/9/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Sulani merupakan salah satu pengikut negara tandingan Mujais yang berpusat di Malang. Negara tandingan Mujais beranggotakan orang-orang yang bermasalah dengan kredit bank. Bukan tanpa alasan, ini karena modus yang digunakan Mujais untuk merekrut pengikutnya yakni iming-iming bayar Rp300.000 dan sejumlah uang lainnya maka utang bank bakal lunas. Baca: Pengikut Mujais Sapi Perah

Ekspedisi Mudik 2024

Ririn Ambarwati, 37, merupakan anak Sulani. Dia tak kuasa membendung air matanya. Dia menangis bukan karena sekelompok orang datang untuk mengosongkan isi rumah ibunya, Sulani, 60. Baca: Rumah Mewah Sinden Disita

Rumah di pinggir jalan Sragen-Ngawi, tepatnya di Dusun Benersari, Bener, Ngrampal, Sragen, itu memang menyimpan sejuta kenangan bersama keluarganya. Namun, ada hal lain yang membuat dia terus terisak. Satu hal yang menjadi penyesalan dia ialah karena ibu kandungnya itu sudah tidak lagi percaya kepadanya. Baca: Ritual Malang

Perubahan Sikap

“Setelah kembali dari Malang, ada perubahan sikap yang cukup signifikan. Tadinya, ibu masih mau menerima masukan dari anak-anaknya. Sejak saat itu, 1.000% lebih percaya kepada Mujais,” kata Ririn kala ditemui wartawan di sela-sela berlangsungnya eksekusi pengosongan rumah oleh juru sita PN Sragen, Rabu (7/9/2016).

Ririn tidak tahu persis kapan ibunya bisa berkenalan dengan Mujais yang mengklaim dirinya sebagai Kepala Negara sekaligus Presiden RI. Dia mengakui ibunya mengalami depresi sejak tahu lalu. Saat itu, dia harus merelakan rumah makan yang dikelolanya dikosongkan paksa oleh Pengadilan Negeri (PN) Sragen sebagai buntut ketidakmampuan melunasi utang senilai Rp350 juta kepada Bank Danamon. Baca: Mujais Klaim Satu-Satunya Presiden

Tidak rela warung makan itu menjadi milik orang lain, Sulani berpamitan kepada Ririn menuju Malang. ”Saat itu ibu bilang, ada koperasi di Malang yang bisa melunasi utang dia di bank. Saya sendiri tidak percaya ada koperasi yang dengan mudahnya bisa melunasi utang piutang. Meski sudah dicegah, namunnya ibunya nekat berangkat ke Malang,” terang Ririn.

Setelah mencari tahu seluk beluk Koperasi Pandawa yang berkantor di Malang, Ririn memastikan ada sesuatu yang tidak beres. Sudah berulang kali dia mengingatkan ibunya supaya meninggalkan kelompok Mujais.

Segala cara sudah ditempuh, termasuk dengan mengajak paman yang tahu soal hukum. ”Om saya justru dipandang sebelah mata. Kamu itu siapa? Yang bisa menolong saya itu bukan kamu, tapi Pak Mujais,” kata Ririn menirukan ucapan ibunya.

Cuci Otak

Ririn curiga ibunya telah menjadi korban pencucian otak dari kelompok Mujais. Sejak bergabung dengan kelompok Mujais, Sulani kerap pergi ke Malang. Dia mulai melupakan kegiatan rutin keluarga dan kegiatan masyarakat setempat. Setiap kali ke Malang, Sulani kerap menghabiskan banyak uang hanya untuk mengikuti kegiatan di Koperasi Pandawa.

”Saya sudah berulang kali bilang, di dalam [kelompok Mujais] itu jurang Bu. Tolong jangan masuk. Tapi, ibu sudah tidak bisa dikendalikan,” jelasnya. Baca: Pengikut Dicuci Otak

Ririn percaya ibunya tidak punya keberanian untuk bertindak nekat. Namun, dia mengakui pengaruh kuat dari kelompok Mujais. Kelompok ini dianggap Ririn sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas masalah hukum yang menjerat ibu kandungnya.

Kelompok ini juga diangggap sebagai biang utama atas perubahan sikap pada diri Sulani. ”Ibu itu tidak tahu apa-apa. Dia hanya perempuan yang lemah. Kondisi psikologinya lagi terguncang karena masalah utang. Namun, ada kelompok yang berusaha menjerumuskan dia dengan iming-iming pelunasan utang,” kata Ririn.

Mantan suami Ririn, Sumardi, menegaskan Sulani merupakan korban dari Mujais. Dia menuding kelompok Mujais merupakan sumber petaka bagi kehidupan Sulani. Baca: Mujais Bantah Makar

”Mujais harus bertanggung jawab atas masalah ini. Kalau sampai ibu saya dipenjara, saya berjanji akan membawa dia ke penjara juga,” tegas eks legislator di Sragen ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya