SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Kopenhagen-
-Kemarahan muncul di KTT perubahan iklim di Kopenhagen, Denmark. Kemarahan berasal dari beberapa negara berkembang yang memprotes teks kesepakatan ‘Copenhagen Accord’. Mereka juga kesal karena tidak diikutsertakan dalam perundingan tertutup negara-negara kaya.

Padahal sebelumnya Presiden AS Barack Obama telah memuji keberhasilan KTT tersebut. “Hari ini kami telah membuat terobosan berarti dan tak terduga di Kopenhagen ini,” kata Obama kepada wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (19/12).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk pertama kali dalam sejarah, semua negara ekonomi besar telah bersatu untuk menerima tanggung jawab mereka dalam bertindak untuk menghadapi ancaman perubahan iklim,” tegas Obama.

Namun beberapa jam setelah Obama dan pemimpin-pemimpin penting lainnya meninggalkan Kopenhagen, para delegasi dari 194 negara berkumpul untuk menyetujui teks kesepakatan. Teks tersebut mengenai kesepakatan yang dicapai setelah pertemuan seharian yang melibatkan dua lusin presiden dan perdana menteri di Kopenhagen termasuk Obama.

Menurut Ian Fry, delegasi dari Tuvalu, pulau kecil di Pasifik yang keberadaannya terancam oleh perubahan iklim, kesepakatan itu merupakan pengkhianatan.

“Sepertinya kami sedang ditawari 30 keping perak untuk mengkhianati rakyat dan masa depan kami,” kata Fry.

Kesepakatan ‘Copenhagen Accord’ menetapkan komitmen untuk membatasi pemanasan global menjadi dua derajat Celcius, namun tidak menyebutkan landasan pijakan yang penting: target emisi global untuk 2020 atau 205

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya