SOLOPOS.COM - ndas borok khas Temanggung (Sumber: Temanggungkab.go.id)

Solopos.com, TEMANGGUNG — Mendengar namanya, Ndas Borok, memiliki kesan yang mengerikan karena mengandung makna borok atau penyakit di kepala. Namun di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Ndas Borok merupakanan kuliner khas lokal yang memiliki cita rasa manis dan gurih.

Dilansir dari Temanggungkab.go.id, Jumat (26/11/2021), kudapan ini terbuat dari singkong, parutan kelapa dengan taburan gula aren. bentuknya yang mirip seperti luka atau borok membuat makanan ini dikenal dengan sebutan Ndas Borok.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu produsen dan penjual Ndas Borok adalah Sayanto, warga Desa Pendowo, Kecamatan Kranggan. Ia membuat Ndas Borok sejak tiga tahun terakhir lantaran terinsipirasi kenangan masa kecil dari makanan tradisional tersebut.

Baca Juga: Bajingan, Kuliner Unik Temanggung

Pria yang akrab disapa Pak Itok ini kerap diajak orang tuanya pergi berdagang beras ke daerah Parakan sejak berusia 10 tahun. Saat itu di Parakan dia selalu dibelikan makanan Ndas Borok tersebut. Meskipun tidak menjual beras di Parakan lagi, namun kenangan makan kuliner khas Temanggung semasa kecil itu terus melekat sampai sekarang.

Makanan yang satu ini juga sarat akan mitos berdasarkan cerita leluhur yang diwariskan turun temurun, ada larangan membawa bekal nasi jika hendak naik ke Gunung Sumbing. Para pendaki disarankan membawa bekal singkong, gula, dan kelapa yang merupakan bahan Ndas Borok ini.

Sebenarnya jika dipikir dengan akal sehat, larangan membawa nasi sebagai bekal itu cukup logis. Sebab, saat perut diisi nasi, maka akan cepat terasa lapar dan kondisi tersebut dinilai kurang sesuai untuk mendaki. Oleh sebab itu para pendaki disarankan membawa singkong, gula aren, dan kelapa yang dapat memberikan stamina.

Baca Juga: Mitos Ratu Kalinyamat & Larangan Pria Kudus Nikahi Wanita Jepara

Proses pembuatan kuliner khas Temanggung yang satu ini cukup mudah. Pertama, singkong dan kelapa diparut atau diselep, lalu dicampur rata dan ditaburi gua aren yang telah disisir tipis. Adonan diletakan di alas daun pisang lalu dibungkus dan dikukus selama 20-30 menit. Kemudian ditempatkan dalam wadah yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat yang melambangkan ndas atau kepala.

Ndas Borok dijual seharga Rp10.000 per porsi. Hingga sekarang pesananan yang diterima Pak Itok sudah sampai Semarang, Bandung dan Yogyakarta. Pak Itok mengaku bahwa untuk pesanan luar kota ini sangat menantang karena Ndas Borok sendiri adalah makanan basah yang tidak bisa bertahan lama sehingga berat di ongkos pengiriman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya