Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Hal ini diungkapkan Komisaris NBA, David Stern di Reuters, Rabu (17/10). Menurut Stern, Lin cukup fenomenal dan menjadi idola baru di daerah ibunya, yakni Asia.
Lin yang merupakan pemain keturunan Taiwan-Amerika musim lalu merupakan pemain yang diabaikan klub liga mahasiswa, Ivy. Namun mampu bersinar setelah bergabung ke New York Knicks.
Sayang, dalam debutnya di NBA, Lin diganggu cedera lutut pada Maret lalu yang membuatnya harus beristirahat hingga akhir musim. Ini membuat Knicks tak ingin mengambil risiko dan melepas Lin ke Rockets pada Juli lalu.
Tampil di Rockets, Lin mengikuti jejak pendahulunya yang juga pemain Asia asal China, Yao Ming. Yao, yang pernah bermain di Rockets selama sembilan musim, dari 2002-2011, memutuskan pensiun musim lalu.
“Saya rasa Lin akan memiliki dampak yang dalam [bagi generasi China],” ungkap Stern pada China Daily, rabu (17/10).
Stern menambahkan, dengan postur hanya enam kaki tiga inci, Lin tak bisa dianggap sebagai raksasa di NBA, layaknya Yao. Meski demikian, Lin telah membuktikan kemampuannya untuk bersinar dengan skill yang dimiliki.
“Dia membuktikan pemain lebih kecil mampu memiliki kemampuan untuk meningkatkan skill dan bermain di level tertinggi. Ini merupakan pernyataan yang penting,” beber Stern.
“Banyak yang mengatakan Anda harus tinggi untuk bermain di NBA. Namun, itu tidak sepenuhnya benar. Kami banyak memiliki pemain hebat, meski tak tinggi-besar,” imbuhnya.
Stern yang hadir di China dalam rangka menyaksikan laga eksebisi antara juara bertahan, Miami Heat dan Los Angeles Clippers, mengaku hanya masalah waktu pemain China segera berdatangan meramaikan persaingan di NBA.
“Hadirnya Jeremy Lin akan memungkinkan para pemain muda China memiliki mimpi yang unik. Itu menjadi kesempatan bagi basket di China dan NBA untuk berkembang,” imbuh Stern.