SOLOPOS.COM - Bendera NATO (wikipedia)

Solopos.com, SOLO — NATO menjadi alasan persengketaan antara Rusia dan Ukraina yang berujung perang. Berangnya Rusia yang memicu invasi ke Ukraina disebut-sebut karena negara tersebut akan bergabung dengan NATO.

Apa itu NATO? Dikutip Solopos.com dari berbagai sumber, Selasa (8/3/2022), NATO adalah singkatan dari North Atlantic Treaty Organization atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

NATO merupakan organisasi aliansi militer antarbanyak negara yang terdiri atas dua negara di Amerika Utara, 27 negara Eropa, dan 1 negara Eurasia yang bertujuan untuk keamanan bersama.

NATO didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditandatangani di Washington DC pada 4 April 1949. NATO awalnya bertujuan untuk menekan pengaruh ideologi komunis dari Uni Soviet dan aliansinya yaitu Pakta Warsawa pada era Perang Dingin.

Baca Juga: Terdampak Konflik Rusia-Ukraina, Defisit APBN Berpotensi Melebar 

Pasal utama persetujuan tersebut adalah Pasal V, yang berbunyi: Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota.

Pasal tersebut baru mulai digunakan untuk pertama kalinya dalam sejarah pada 12 September 2001, sebagai tindak balasan terhadap peristiwa serangan teroris 11 September 2001 terhadap AS yang terjadi sehari sebelumnya.

Sejarah NATO

Pada tanggal 4 Maret 1947, Traktat Dunkirk ditandatangani Prancis dan Inggris sebagai Treaty of Alliance and Mutual Assistance dalam hal kemungkinan serangan oleh Jerman atau Uni Soviet setelah Perang Dunia II.

Pada tahun 1948, aliansi ini diperluas untuk mencakup negara-negara Benelux, dalam bentuk Western Union, juga disebut sebagai Organisasi Perjanjian Brussel (BTO), yang didirikan berdasarkan Perjanjian Brussel yang ditandatangani oleh Inggris, Pranci, dan anggota Benelux.

Pembicaraan untuk aliansi militer baru, yang juga dapat mencakup Amerika Utara, menghasilkan penandatanganan Perjanjian Atlantik Utara pada tanggal 4 April 1949 oleh negara-negara anggota Western Union ditambah Amerika Serikat, Kanada, Portugal, Italia, Norwegia, Denmark, dan Islandia.

Pada tahun 1952, jabatan Sekretaris Jenderal NATO ditetapkan sebagai kepala organisasi sipil. Setelah Konferensi London dan Paris, Jerman Barat diizinkan untuk dipersenjatai kembali secara militer, ketika mereka bergabung dengan NATO pada Mei 1955.

Baca Juga: Rusia Blokir Facebook, Ini Alasannya

Bergabungnya Jerman Barat ke NATO menyebabkan dibentuknya organisasi tandingan Pakta Warsawa selama Perang Dingin. Pada tahun 1982, Spanyol yang baru demokratis bergabung dengan aliansi ini.

Revolusi 1989 di Eropa menyebabkan NATO mengevaluasi ulang tujuan strategis, sifat, tugas, dan fokusnya di benua itu.

Pada Oktober 1990, Jerman Timur menjadi bagian dari Republik Federal Jerman, dan pada November 1990, aliansi tersebut menandatangani Traktat tentang Angkatan Bersenjata Konvensional di Eropa (CFE) di Paris dengan Uni Soviet.

Traktat ini mengamanatkan pengurangan militer khusus di seluruh benua, yang berlanjut setelah runtuhnya Pakta Warsawa pada Februari 1991 dan runtuhnya Uni Soviet pada Desember di tahun yang sama, yang menyingkirkan musuh utama NATO secara de facto.

Baca Juga: Puluhan Pekerja Migran Indonesia dari Ukraina Tiba di Bali

Hal ini menandai dimulainya penarikan personel dan peralatan militer di Eropa. Perjanjian CFE memungkinkan penandatanganan untuk menghapus 52.000 buah persenjataan konvensional dalam enam belas tahun berikutnya, dan memungkinkan pengeluaran militer oleh anggota NATO Eropa menurun sebesar 28% dari tahun 1990 hingga 2015.

Secara politis, organisasi tersebut mencari hubungan yang lebih baik dengan negara-negara Eropa Tengah dan Eropa Timur yang baru otonom, dan forum diplomatik untuk kerja sama regional antara NATO dan tetangganya didirikan selama periode pasca-Perang Dingin.

Pada KTT Washington 1999, Hongaria, Polandia, dan Republik Ceko secara resmi bergabung dengan NATO, dan organisasi tersebut juga mengeluarkan pedoman baru untuk keanggotaan dengan NATO.

Pedoman ini mengatur penambahan anggota aliansi baru: Bulgaria, Estonia, Latvia, Lituania, Rumania, Slowakia, dan Slovenia pada 2004, Albania dan Kroasia pada 2009, Montenegro pada 2017, dan Makedonia Utara pada 2020.

Baca Juga: Israel Tolak Beri Bantuan Defensif, Dubes Ukraina Sindir Pakai Helm

Pasal 5 dari Perjanjian Atlantik Utara mewajibkan negara-negara anggota untuk membantu negara anggota mana pun yang terkena serangan bersenjata, diterapkan untuk kali pertama dan satu-satunya setelah serangan 11 September 2001, setelah itu pasukan dikerahkan ke Afganistan di bawah misi ISAF yang dipimpin NATO.

Organisasi tersebut telah menjalankan berbagai peran tambahan sejak saat itu, termasuk mengirim pelatih ke Irak, membantu dalam operasi kontra-pembajakan dan pada tahun 2011 memberlakukan zona larangan terbang di atas Libya sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1973.



NATO tidak mengutuk pembersihan 2016–2017 di Turki. Sebagai akibat dari invasi Turki ke daerah-daerah berpenduduk Kurdi di Suriah, intervensi Turki di Libya dan sengketa zona maritim Siprus-Turki menyebabkan mulai munculnya tanda-tanda keretakan hubungan antara Turki dan anggota NATO lainnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya