SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos)

Ilustrasi (JIBI/Solopos)

JOGJA— Momen libur panjang Natal saat ini ternyata belum mampu mendongkrak penjualan daging sapi yang anjlok sejak sebulan terakhiri. Komoditas daging sapi tetap lesu di pasaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lesunya penjualan daging sapi di antaranya terjadi di Pasar Kranggan Jogja. Khoiri pedagang daging di pasar setempat mengungkapkan, tak ada perubahan atau lonjakan pembelian daging memasuki libur Natal dan libur sekolah beberapa hari terakhir.

Tetap saja jualanya per hari tak sampai satu kwintal daging. Kondisi itu terjadi sejak sebulan terakhir pasca maraknya kabar kelangkaan daging sapi  di Ibukota yang memicu pedagang menaikan harga. Sejak harga naik, pembeli makin berkurang.

“Dulu sebelum heboh-heboh di Jakarta itu sehari saya bisa jual satu kwintal lebih, sekarang satu kwintal saja nggak sampai. Sama saja kondisinya meski libur pembeli tetap sepi,” ungkap Khori.

Khoiri mengakui, penjualan dagingnya anjlok drastis, kini hanya mampu menjual sepertiga dari volume normal. Alhasil, meski liburan sekolah menyambut Natal sudah berlangsung pedagang tak berani menaikan lagi harga daging.

Saat ini per kilogram daging sapi dijual Rp85.000-Rp86.000 per kilogram. “Yang beli dari katering ada, warga biasa juga ada, tapi jumlahnya  nggak nambah,” tuturnya.

Lesunya penjualan daging sapi juga terjadi di Jalan Jagalan salah satu sentra penjualan daging. Anjar pedagang daging sapi mengatakan, libur sekolah sedianya sudah terjadi sejak pekan lalu dan sudah mendekati Natal namun pembeli tetap saja sepi.

Memang ada sedikit kenaikan volume pembelian yang berasal dari pedagang makanan atau hotel, namun karena pembeli dari konsumen rumah tangga makin berkurang alhasil secara keseluruhan volume penjualan tetap sama.

Sehari, Anjar hanya mampu menjual 50-60 kilogram daging. “Sehari cuma habis segitu. Sekarang itu kalaupun masuk liburan pembeli itu sepi. Apalagi konsumen rumah tangga kadang hanya beli seperempat kilo, setengah kilo,” kata Anjar.

Lantaran tak ada peningkatan penjualan, ia pun tak berani menambah stok daging untuk disimpan di lemari es, khawatir banyak yang tak terjual. Daging sapi di tempatnya dibanderol seharga Rp88.000-Rp90.000 per kilogram.

Meski permintaan daging belum juga normal, Anjar memastikan pedagang tak akan lagi menurunkan harga jual. Menurutnya, tak pernah ada pengalaman harga daging turun selama ini. “Sepengalaman saya jadi penjual daging nggak pernah yang namanya turun harga yang ada itu naik. Kecuali pas Lebaran, misalnya beberapa hari sebelum Lebaran harga naik, lalu setelah Lebaran turun. Di luar itu nggak pernah turun,” lanjutnya.

Adapun kehadiran daging impor menurutnya sampai saat ini belum ada. Kalaupun daging impor masuk biasanya lebih banyak dijual di toko modern atau super market. Sementara pedagang di pasar tradisional lebih banyak menjual daging sapi lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya