SOLOPOS.COM - Naskah kuno di Perpustakaan Rekso Pustoko Mangkunegaran yang telah dilaminasi menggunakan tisu Jepang. (Ahmad Baihaqi/JIBI/Solopos)

Naskah kuno Indonesia selain Babad Dipanagara dan Kitab Negarakertagama masih banyak yang belum diakui UNESCO.

Solopos.com, JAKARTA — Dalam rangkap pengukuhan Babad Dipanagara dan Kitab Negarakertagama oleh UNESCO, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan memberikan apresiasi. Menurutnya, pengukuhan naskah asli Indonesia ini memantik semangat masyarakat untuk berjuang memperkenalkan warisan asli Indonesia kepada dunia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ini adalah sebuah pengakuan atas karya citra Indonesia yang tidak hanya dipandang sebagai warisan lokal tapi juga sudah menjadi warisan dunia. Saya ingin sampaikan apresiasi yang luar biasa dari pemerintah kepada anak anak bangsa yang memperjuangkan ini,” ujar Anies Baswedan dalam sambutannya di Perpusnas, Jakarta, Senin (25/5/2015).

Menurut Anies Baswedan, saat ini masih terdapat 10.300 naskah kuno yang dimiliki oleh Perpusnas yang juga perlu mendapatkan pengakuan sebagai warisan dunia yang dikukuhkan UNESCO melalui Memory of the World (MOW). Dirinya juga berharap bahwa ke depan anak-anak Indonesia dapat mempelajari sejarah Indonesia melalu naskah kuno tersebut.

“Agar pelestarian jalan terus, maka sejarah tentang naskah atau peninggalan kuno seperti ini harus terus dipelajari. Maka nanti saya akan usulkan untuk mengadakan beasiswa untuk mahasiswa sejarah agar arsip warisan dunia di Indonesia ini bisa diketahui secara luas,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya