SOLOPOS.COM - Calon penumpang menaiki bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) PO Suharno jurusan Solo-Jogja di pintu barat Terminal Tirtonadi, Solo, Senin (30/5/2022). (Solopos.com/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Nasib sejumlah armada bus bumel Solo-Jogja yang sudah tua sangat memprihatinkan. Kondisi pandemi Covid-19 membuat sederet perusahaan otobus (PO) trayek Solo-Jogja gulung tikar.

Akibatnya, tak sedikit bus yang dijual. Bahkan ada pengusaha yang menjual bus bumel itu sekaligus denga garasinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jika tidak laku, bus tua yang menjadi rongsokan besi itu dipotong-potong untuk dijual kiloan.

“Kondisi pandemi yang paling parah. Dua tahun do kolaps, ada [bus] yang ditawarkan untuk dijual sak garasine [dengan garasinya]. Nek dijual bus ora payu ya dijual kilonan, dipotong-potong busnya. Iya dijagal, dimutilasi, dijual kiloan,” ujar Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat atau Organda Solo, Sri Baskoro, kepada Solopos.com.

Baskoro menjelaskan selain dijual kiloan, ada bus bumel Solo-Jogja yang sudah berusia tua lalu dijual untuk keperluan membuat kafe atau rumah. Bus-bus yang dijual kiloan atau untuk membuat kafe dan rumah adalah yang sudah berusia uzur, sekitar 30 tahun lebih.

Baca juga: Nostalgia Bus Bumel, Terminal Martonegaran, Harjodaksino, Umbulharjo

“Kan dulu ada yang beli juga untuk kafe, untuk rumah juga. Kalau tidak ya dijual yang tidak laku, dipotong-potong jadi kiloan. Kebanyakan yang usia bus 30 tahunan ke atas, sudah tua. Dijual seperti itu karena bus sudah tua dan penumpang sepi,” urainya.

Baskoro menerangkan bus yang dijual untuk kafe, rumah atau kiloan kebanyakan armada dengan trayek antarkota dalam provinsi atau AKDP atau bumel. Walaupun ia mengakui ada juga bus antarkota antarprovinsi atau AKAP yang nasibnya sama, utamanya yang berusia uzur.

“AKAP yang lama, sudah tidak payu. Sekarang PO besar itu banyak bus kuno di-grounded, artinya sudah tidak jalan lagi. Punya double decker baru. Orang pilih itu, nyaman, lewat tol,” katanya.

Baca juga: Ngenes! Bus Bumel Solo-Jogja Cuma Angkut 10 Penumpang Sekali Jalan

Bangkrut

Ketidakmampuan PO bus untuk meningkatkan daya saing dalam hal kenyamanan, tarif, waktu tempuh, dan kerapatan waktu pemberangkatan membuat bus trayek tersebut kian ditinggalkan. Berdasarkan data Terminal Tirtonadi, Solo, dari total 11 PO bus bumel yang pernah melayani trayek Solo-Jogja, enam PO sudah gulung tikar.

Kini tinggal lima PO yang masih bertahan yakni Langsung Jaya, Suharno, Putra Jaya, Jaya Putra, dan Sedya Utama. Mereka bertahan dengan mengandalkan penumpang setia yang sudah puluhan tahun berlangganan.

Sekali jalan mereka hanya mengangkut belasan penumpang, bahkan kadang kurang. Hampir tidak pernah terisi penumpang sampai penuh. Kondisi bus pun tak banyak berubah, mayoritas bus-bus lama yang belum ber-AC dengan komposisi tempat duduk 3-2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya