SOLOPOS.COM - Ilustrasi TKI (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Nasib TKI yang meninggal di negeri orang bertambah satu orang.

Harianjogja.com, BANTUL- Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Dusun Srayu, Desa Canden, Jetis, Bantul meninggal di Kairo, Mesir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pekerja rumah tangga bernama Ngadiyem,62 tahun meninggal di Kairo, Mesir setelah menderita sakit stroke selama sebulan.

“Dia meninggal tiga hari lalu,” terang Kepala Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) DIY, Suparjo, Sabtu (11/7/2015).

Jenazah Ngadiyem tiba di Jogja, Sabtu (11/7/2015) pagi dan langsung dibawa ke rumah duka di Dusun Srayu, Desa Canden, Jetis. Ia meninggalkan dua anak dan empat cucu. Ngadiyem sempat dirawat di Kedutaan Besar RI (KBRI) di Mesir selama sebulan hingga ia meninggal. Suparjo memastikan, Ngadiyem meninggal karena sakit dan bukan karena tindak kekerasan.

“Karena dia sakit jadi tidak bisa lagi bekerja, terpaksa diamankan di Kedutaan Besar dan dirawat oleh warga Indonesia di kedutaan,” tuturnya.

Pemerintah tidak dapat menuntut atau memintai pertanggungjawaban kepada majikan Ngadiyem, karena perempuan itu diketahui berangkat ke luar negeri melalui jalur ilegal. Selain itu kata dia, tidak ada nota kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Mesir tentang perjanjian kerja sektor informal seperti pekerja rumah tangga.

“Ini jadi peringatan bagi TKI lainnya, jangan berangkat melalui jalur ilegal, kalau ada apa-apa pemerintah tidak bisa berbuat banyak, asuransi saja tidak ada,” kata dia.

Ngadiyem diketahui berangkat ke Kairo, Mesir pada 2010. Ia dibawa oleh seorang calo TKI yang diketahui nernama Sentot. BP3TKI telah berkoordinasi dengan Polda DIY untuk memburu calo TKI ilegal tersebut. Selain melalui jalur hukum, Pemkab Bantul lanjut Suparjo perlu bertindak maksimal mencegah warga daerah ini bekerja ke luar negeri lewat jalur ilegal.

Sebab menurut Suparjo bukan kali pertama TKI ilegal asal Bantul meninggal di luar negeri. “Kalau tidak ditangani sekarang, ini bakal jadi masalah di kemudian hari,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dusun Srayu, Desa Canden, Jetis, Supar mengatakan, Ngadiyem sudah puluhan tahun bekerja di luar negeri. Ia membenarkan, perempuan ini berangkat tanpa melalui prosedur yang benar.

“Tidak ada minta surat ke luar negeri ke pemerintah desa. Dia sudah jadi TKI sejak 1990-an, tapi bolak balik ke sini. Terakhir berangkat ke luar negeri itu sekitar 2009, lalu enggak kembali lagi,” ungkap Supar. Jenazah Ngadiyem dimakamkan, di Bantul Sabtu (11/7/2015) siang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya