SOLOPOS.COM - Suparji menunjukkan gudang rotan milik Koperasi Trangsan Manunggal Jaya, di Jl.Manau Trangsan, Gatak, Sukoharjo, Rabu (11/5/2022). (Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Terminal bahan baku rotan di kawasan industri furnitur Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah yang sudah digagas sejak 2008 lalu itu ternyata belum terealisasi hingga kini karena tidak ada anggaran untuk membangun terminal tersebut.

Padahal, pembangunan terminal bahan baku rotan itu sudah melalui kajian riset dari Bank Indonesia dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Terminal tersebut nantinya akan menampung pasokan bahan baku rotan langsung dari asalnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Koperasi Trangsan Manunggal Jaya, Suparji, menjelaskan dalam kajian itu terminal bahan baku rotan bisa dibangun dengan biaya investasi Rp4,8 miliar atau Rp2 miliar dengan syarat gedung sudah ada.

“Hanya saja, kami tidak punya anggaran sebesar itu. Kemarin sudah diupayakan pendampingan dan dinyatakan Trangsan Gatak layak didirikan terminal bahan baku. Skala kebutuhan sudah memenuhi,” kata Suparji saat ditemui Solopos.com di koperasi Jl. Manau Trangsan, Gatak, Sukoharjo pada Rabu (11/5/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Kendala muncul kala pasokan bahan baku rotan minim. Hal itu menjadi ironi karena 80 persen kebutuhan bahan baku rotan dunia ada di Indonesia.

Baca Juga : Sentra Industri Rotan Trangsan Sukoharjo Sudah Ada Sejak Zaman Belanda, Begini Cerita Asal Usulnya

Dia menyebut bahan baku rotan di Indonesia masih sulit dicari. Hal itu menjadi kendala terbesar bagi perajin.

Lebih lanjut, meskipun 80 persen bahan baku rotan ada di Indonesia, tetapi perajin rotan hanya menguasai 20 persennya. Artinya, banyak bahan baku rotan yang justru dikuasai negara lain.

“Sudah ada larangan ekspor bahan mentah tetapi larangan tersebut jadi menyulitkan perajin. Banyak produsen bahan baku memilih alih usaha. Mereka menganggap sudah tidak bisa lagi menjual bahan mentah. Padahal perajin di Indonesia masih banyak yang membutuhkan,” katanya.

Masalah Bahan Baku

Dia mengatakan kejadian tersebut memunculkan masalah baru, yakni bermunculan produsen skala kecil. Sayangnya, produsen tersebut menjual bahan baku jauh dari kualitas sebelumnya dengan harga cukup tinggi.

Baca Juga : Ekspedisi KRL Solo-Jogja: Gairah Baru Pengrajin Rotan Trangsan Sukoharjo

Koperasi Trangsan Manunggal Jaya telah berdiri sejak 2007 itu berupaya memberikan jalan tengah melalui gudang bahan baku. Pengadaan barang hingga tempat untuk gudang disokong banyak pihak, termasuk Bank Indonesia (BI) dan dana dari anggota koperasi.

Dia menyebut banyak stakeholder telah turun tangan berupaya mengatasi bahan baku, tetapi hingga kini masih belum terealisasi. Dia menyebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo telah berupaya memberikan solusi.

Salah satunya menghadirkan sejumlah kementerian, misalnya Kementerian Koperasi dan UKM.

“Kami diusulkan membuat factory sharing. Tetapi dibutuhkan lahan luas. Sementara tanah kas desa termasuk dalam lahan hijau. Sudah diupayakan mengambil minimal lahan dan ini masih proses. Kemarin sudah diupayakan akhirnya ada tanah yang zona merah dan bisa digunakan. Tapi masih belum terlaksana,” ceritanya.

Factory sharing merupakan solusi bagi UMKM di klaster furniture agar perajin memiliki standar dan mutu yang sama dengan industri. Pengolahan kayu, pengeringan, hingga proses setengah jadi dikerjakan dengan standar industri.

Baca Juga : 7 Tips Memilih Kursi Kerja Kantor untuk Kesehatan

rotan trangsan sukoharjo
Proses produksi kerajinan rotan di Trangsan, Gatak, Sukoharjo. (Istimewa/Suparji)

Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 memberikan dampak beragam bagi produsen furnitur. Program bekerja dari rumah menyebabkan permintaan furnitur terutama rotan justru meningkat.

“Mungkin karena mereka itu bekerja di rumah lalu melihat furniturnya kok menyadari kalau sudah lebih dari lima tahun perlu ganti. Jadi permintaan meningkat dan produksinya malah dikejar,” jelas Suparji.

Sayangnya, tidak sejalan dengan nilai ekspor saat itu malah meningkat. Saat pandemi Covid-19 biaya pengiriman lebih mahal daripada harga jual.

Bukan hanya produsen furnitur yang kebanjiran order. Perajin keranjang parsel juga kewalahan karena kebanjiran order untuk keperluan Lebaran.

Baca Juga : Tipe-Tipe Kursi yang Umum Ditemukan

“Tahun ini parsel luar biasa. Teman-teman yang main [memproduksi keranjang] parsel tahun ini kewalahan. Walaupun perajin parsel membuat terus sampai gudang penuh, tapi semua bisa keluar [terjual] sampai permintaan kurang-kurang. Bisa dibilang [jumlah produksi] sampai ratusan ribu,” katanya.

Perajin Keranjang Parsel

Secara terpisah, perajin keranjang parsel di Kampung Dukuh RT 003/RW 006, Trangsan, Gatak, Sukoharjo, Eni Setyowati, mengaku pesanan meningkat lebih dari 50 persen.



“Pas corona [Covid-19] nggih sithik [sedikit]. Dua tahun ini kan corona jadi cuma sedikit. Bubaran niki nggih [setelah Covid-19 melandai, pesanan] meningkat. Kalau jumlah ya paling sedikit 500 buah dalam sekali pemesanan,” kata Eni saat ditemui di rumahnya, Rabu.

Dia menyebut pada hari biasa pemesanan paling hanya mencapai 200 buah dalam satu kali pemesanan. Namun, pada Lebaran meningkat hingga 500 buah. Dia mematok harga Rp10.000-Rp30.000 tergantung ukuran keranjang parsel.

Baca Juga : Pemilihan Furniture, Menyiasati Rumah Sempit Berkesan Lapang

Untuk bahan baku keranjang parsel, lanjut dia, harga rotan kecil Rp13.000 per kilogram. Rotan tanggung 18.000/kilogram. Satu kilogram rotan bisa menghasilkan tiga buah keranjang parsel kecil atau satu setengah keranjang parsel besar.

Pembuatan keranjang parsel biasanya dilakukan bersama dengan tiga orang pegawainya. Dia mengaku dalam satu hari setiap pekerja bisa memproduksi 50 keranjang parsel kecil.

Dia mengaku mengalami kesulitan pengadaan bahan baku rotan. “Bahan susah dicari. Pengiriman dari Sumatra biasanya telat. Kalau susah seperti itu, biasanya harga bahan juga ikut naik.” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya