SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga honorer K2 (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SEMARANG — Sejumlah guru tenaga honorer kategori II (K2) dari Cilacap dan Jepara, Senin (17/3/2014), mengadu ke Kantor Ombudsman Perwakilan Jateng di Jl. Pahlawan, Kota Semarang. Mereka melaporkan adanya pemalsuan dokumen guru honorer K2 yang namanya lolos dalam seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2013.

”Ada lima orang honorer K2, satu di Cilacap dan empat di Jepara yang lolos CPNS 2013 diduga memalsukan dokumen,” ungkap Ketua Ombudsman Perwakilan Jateng Ahmad Zaid.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Lima guru honorer tersebut, lanjut dia, memalsukan dokumen pengabdian mengajar sebagai guru honorer yang dibuat seolah-olah telah dilakukan sejak 2004. Padahal kelima guru tersebut sejatinya baru mulai mengajar sebagai guru honorer antara 2009 sampai 2011, sehingga mestinya tidak memenuhi persyaratan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Teman-teman mendapatkan teror, termasuk saya yang diancam akan dibunuh kalau tetap mempermasalahkan CPNS 2013.”

Pemalsuan data ini melibatkan kepala sekolah dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Cilacap dan Jepara. ”Kami akan meminta konfirmasi langsung ke BKD Cilacap dan Jepara. Bila terbukti memalsukan dokumen lima guru honorer K2 yang lolos CPNS 2013 supaya dianulir atau dibatalkan, serta dicopot sebagai guru,” ungkapnya.

Ahmad Zaid menambahkan, pihaknya sebelumnya telah menerima laporan adanya pemalsuan dokuman dan permainan uang dalam penerimaan CPNS 2013 untuk honorer K2 di Pati, Tegal, dan Salatiga. Guru honorer K2, imbuh dia, dimintai uang yang nilainya antara Rp100 juta-Rp250 juta oleh oknum BKD supaya bisa diterima CPNS.

”Kalau uang suap dari guru honorer K2 tersebut dikumpulkan nilainya bisa mencapai Rp60 miliar. Hanya sayangkan para guru tidak berani melaporkan kasus ini, ” ujarnya.

Dia menegaskan Ombusdman akan mengungkap kasus pemalsuan dokumen dan permainan uang tersebut. ”Untuk mengungkap kasus ini, kami menggandeng kepolisian dan Badan Intelejen Negara [BIN],” katanya.

Sementara itu, guru tenaga honorer K2 yang juga koordinator Forum Pembela Keadilan Jepara (FPKJ) M. Fathurrozaq menyatakan banyak guru honorer K2 yang diterima seleksi CPNS 2013 diketahui menggunakan dokumen palsu. Para guru honorer K2 tersebut dibuatkan surat keputusan (SK) oleh kepala sekolah tempat mengajar dengan masa kerja mulai 2004.

”Padahal para guru tersebut baru mengajar mulai 2007 sampai 2010. Kami menemukan ada sekitar 100 orang guru honorer K2 yang diterima CPNS 2013 menggunakan dokumen palsu ini,” ungkap dia.

Fathurrozaq menambahkan para guru honorer takut melaporkan kecurangan ini, karena mendapatkan teror akan dibunuh bila berusaha menganulir guru honorer K2 yang menggunakan dokumen palsu dan telah lolos CPNS 2013. “Teman-teman mendapatkan teror, termasuk saya yang diancam akan dibunuh kalau tetap mempermasalahkan CPNS 2013,” ungkap guru honorer SDN 2 Damarjati, Jepara.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya