SOLOPOS.COM - Lokananta (Dok/JIBI/Solopos)

Lokananta (JIBI/Solopos/Maulana Surya)

SOLO — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana mengambilalih pengelolaan Lokananta dari Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI). Langkah itu diambil untuk mewujudkan Lokananta menjadi museum musik Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pelaksana tugas Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Kacung Marijan, mengaku prihatin dengan kondisi Lokananta yang terkesan salah urus. Padahal, dia menilai studio rekaman tertua di Indonesia itu memiliki warisan musik luar biasa.

“Jujur saja, Lokananta diurus Perum Percetakan itu rasanya kurang pas,” ujarnya saat ditemui wartawan sesuai penandatanganan MoU pelestarian cagar budaya di Loji Gandrung, Minggu (23/6/2013).

Kacung menilai Lokananta akan sulit berkembang jika masih dikelola Perum PNRI. Untuk itu, pihaknya akan berbicara dengan Perum PNRI terkait wacana akuisisi studio yang berdiri 1956 tersebut. Kacung bercita-cita menyulap Lokananta menjadi museum musik selepas dikelola Kemendikbud.

“Indonesia punya karya musik dan alat musik luar biasa, tapi sampai sekarang belum ada yang mengabadikannya,” tutur dia.

Kacung berpendapat Lokananta paling representatif dari sekian lokasi di Indonesia. Selain memiliki nilai sejarah, ia menyebut Lokananta memiliki tempat strategis dan tanah yang luas untuk pengembangan.

Pihaknya mengaku telah mendapat respons Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, ihwal rencana tersebut.

“Tanggapannya positif. Jika ini terwujud, Solo bisa memiliki ikon baru,” ucapnya.

Sebagai tahap awal, pihaknya berkomitmen mengidentifikasi warisan budaya yang ada di Lokananta. Nantinya, hasil identifikasi akan dijadikan bahan pelestarian kekayaan musik di studio tersebut.

Sementara itu, Kepala Perum PNRI Cabang Solo Lokananta, Pendi Heryadi, menyambut baik rencana pendirian museum musik di Lokananta. Pihaknya menyebut sejauh ini belum ada perhatian yang memadai dari pemerintah pusat.

“Kalau mau dikaji (menjadi museum musik) ya alhamdulillah,” ujarnya.

Lantaran dikelola Perum PNRI, Pendi mengakui belum ada anggaran khusus untuk pengembangan Lokananta. Pihaknya pun terpaksa menyewakan lahan kosong di Lokananta Untuk menyambung operasional dan gaji karyawan.

“Kami menunggu perhatian pemerintah.”

Pendi menambahkan saat ini Lokananta memiliki 5.200 koleksi lagu piringan hitam yang terawat baik. Selain itu, studio yang menelurkan maestro seperti Gesang dan Waldjinah ini memunyai studio musik jempolan. Deretan artis seperti Glenn Fredly, Sheila on 7 dan Shaggy Dog pernah masuk dapur rekaman Lokananta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya