SOLOPOS.COM - Ilustrasi kapal migran (www.independent.co.uk)

Nasib imigran Timur Tengah, khususnya Suriah, menjadi masalah baru bagi Uni Eropa. Sebagai gerbang Eropa, Turki pun diminta ikut membatasi.

Solopos.com, BRUSSELS — Para pemimpin Eropa akan membahas langkah-langkah untuk menanggulangi krisis migran Eropa. Turki diyakini menjadi fokus pembicaraan pertemuan Uni Eropa yang akan dilangsungkan di Brussels itu.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Dilansir BBC, Kamis (15/10/2015), Organisasi Migrasi Internasional (IOM) mencatat tahun ini hampir 600.000 migran masuk ke Uni Eropa melalui jalur laut yang sebagian besar melewati Turki.

Kini, para pemimpin Uni Eropa tengah mempererat kerja sama dengan Turki. Mereka tertarik untuk melibatkan pemerintah Turki ke dalam rencana Uni Eropa, yaitu dukungan keuangan dan prosedural yang lebih besar bagi Turki untuk menangani para imigran yang mayoritas dari Suriah.

Selain itu, Uni Eropa juga ingin memperoleh izin dari Turki untuk membantu patroli pantai, memerangi penyelundupan manusia, dan memperkuat operasi. Sebagai gantinya, Turki akan melakukan berbagai langkah termasuk memberikan prioritas untuk pembukaan 6 pusat penerimaan pengungsi yang dibangun dengan dana Uni Eropa.

Selain itu, menjelang pertemuan Uni Eropa, Kamis (15/10/2015) di Brussels, Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk memperingatkan bahwa konsesi akan diberikan jika Turki membantu mengurangi masuknya migran. Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel diharapkan untuk mengadakan pembicaraan pada akhir pekan ini di Turki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya