SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SRAGEN – Sebanyak dua guru honorer kategori 2 (K2) mengadu ke Polres Sragen. Keduanya melapor lantaran merasa menjadi korban penipuan agar lolos proses verifikasi seleksi CPNS tenaga honorer K2.

Didampingi Ketua Forum Peduli Masyarakat Gondang (FPWG), Sumardi, kedua tenaga honorer yang masing-masing berinisial AP serta WI itu mendatangi Polres Sragen, Jumat (23/8/2014) sore. Dalam aduannya, mereka menyerahkan bukti seperti print out pesan singkat, kuitansi, slip pengambilan uang, serta rekaman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

AP yang mengaku sudah menjadi tenaga honorer K2 sejak 2004 itu mengungkapkan dirinya nekat melaporkan mantan kepala sekolahnya yang sudah meminta uang hingga Rp30 juta pada 2013 lalu dengan alasan untuk membantu proses verifikasi. Uang tersebut diminta secara bertahap.

Ekspedisi Mudik 2024

“Pertama Rp5 juta sebelum tes CPNS K2. Setelah itu, meminta lagi tambahan uang Rp1 juta dilanjutkan Rp3 juta. Setelah nama saya lolos seleksi, meminta tambahan uang Rp30 juta. Ada kuitansinya meski bertuliskan bukan untuk urusan K2,” jelas dia saat ditemui wartawan seusai mengadu.

Namun, AP yang dinyatakan sudah lolos tes CPNS jalur honorer K2 tersebut ternyata tercoret saat proses verifikasi. “Yang terakhir itu mau meminta uang Rp5 juta agar lolos verifikasi. Tetapi, saya belum bisa memberikan. Saat dimintai kesaksiannya, dia memberikan keterangan berbeda. Saat itu ia mengungkapkan kalau SK milik saya bukan SK WB [wiyata bhakti] melainkan SK untuk kuliah,” jelas dia.

Sementara itu, WI dengan kasus yang hampir sama melaporkan seorang kepala dinas. Namun dirinya enggan mengungkapkan identitas kepala dinas tersebut kepada wartawan lantaran takut bakal mendapat ancaman.

WI mengaku sudah memberikan uang hingga Rp150 juta yang juga dilakukan secara bertahap kepada kepala dinas tersebut yang menjanjikan bisa membantu meloloskan saat proses verifikasi. Hanya saja, WI yang juga lolos tes CPNS 2013 itu tetap tercoret. “Ada bukti print out pesan singkat, rekaman serta ada saksi juga,” terang dia.

Terkait aduan tersebut, Kapolres Sragen, AKBP Dhani Hernando, melalui Kasatreskrim, AKP Yohanes Trisnanto, menegaskan seluruh aduan atau laporan masyarakat bakal ditindaklanjuti. “Setiap laporan pasti kami tangani sepanjang alat bukti yang diberikan lengkap dan memenuhi unsur untuk ditangani proses hukum,” urai dia.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, meminta para tenaga honorer K2 tak tergiur tawaran pihak tertentu yang menjanjikan bisa meloloskan saat proses verifikasi dengan memanfaatkan situasi serta mencatut nama pejabat. Pihaknya menegaskan tak ada permainan uang selama proses verifikasi.

“Tidak ada itu [titipan untuk lolos verifikasi]. Saya tidak pernah mempengaruhi keputusan serta pola pikir teman-teman tim verifikasi. Kalau mereka [honorer K2] tergiur bujuk rayu dengan membayar uang, sopo sing bodho?” tegas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya