SOLOPOS.COM - Ketua Forum Komunikasi dan Koordinasi Jalan Perwakilan, Adi Kusuma (tengah) sedang memberikan keterangan di depan Kantor Satpol PP Kota Jogja, Senin (31/5/2021). (Harianjogja.com/Sirojul Khafid)

Solopos.com, JOGJA -- Satpol PP Pemerintah Kota Jogja memanggil pemilik tiga warung di jalan Perwakilan kawasan sirip Malioboro yang terindikasi nuthuk (memasang tarif di atas normal).

Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi, menyebut dua dari tiga warung lesehan itu bisa beroperasi lagi mulai besok Selasa (1/6/2021). Satu lainnya masih ditutp sementara.  Sebelumnya dua warung yang akan dibuka itu ditutup sejak 29 Mei 2021.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Setalah adanya pertemuan dengan Satpol PP dengan pemilik warung, Heroe mengatakan dua warung ini tidak termasuk kategori nuthuk.

"Tapi kami minta untuk membongkar bangunan di trotoar dan mengubah daftar harga supaya lebih jelas dan tidak terlalu tinggi dengan alasan yang tidak jelas. Kami tidak mengatur harga, tapi agar daftar harga ini bisa dipahami bersama. Tidak hanya pemilik warung saja," kata Heroe saat ditemui di Kompleks Balai Kota Jogja, Senin (31/5/2021).

Sanksi Yustisi

Sementara pemilik warung yang masih ditutup mengakui apabila warungnya lah yang dikeluhkan wisatawan yang kemudian videonya viral. Warung ini mendapat sanksi penutupan sementara sampai 6 Juni 2021. Selain itu, pemilik juga harus membongkar bangunan di trotoar warungnya serta mengubah daftar menu dengan yang lebih jelas.

Baca Juga: Terungkap! PKL Nuthuk Harga Pecel Lele di Jogja Ternyata Pedagang Baru

Menurut Ketua Satpol PP Kota Jogja, Agus Winarto, selain sanksi nonyustisi di atas, ke depan akan ada sanksi yustisi juga untuk ketiga warung tersebut. "Untuk [sanksi] yang yustisi nanti berproses," kata Agus.

Sebagian informasi, sebelumnya ada seorang perempuan wisatawan yang makan di warung di Jalan Perwakilan kawasan sirip Malioboro. Dalam video yang kemudian diunggah di media sosial, dia mengeluhkan harga pecel lele yang dianggap terlalu mahal. Adapun harga nasi Rp7.000, lele seharga Rp20.000 dan lalapan seharga Rp10.000. Video tersebut kemudian banyak dilihat dan mendapat tanggapan masyarakat.

Ketua Forum Komunikasi dan Koordinasi Jalan Perwakilan, Adi Kusuma, mengatakan semua permasalahan sudah diatur oleh pihak terkait dan sudah selesai.

"Permasalahan ini sudah diatur pihak-pihak terkait dan sudah memperoleh pembinaan sehingga klarifikasi, semua sudah selesai. Mohon semua pihak meredam dan jika ada salah dari teman-temea pedagang kali lima (PKL) atau pedagang di area Malioboro untuk dimaafkan," kata Adi.

Baca Juga: Sanksi Tegas Pecel Lele Nuthuk, 3 Warung di Jl Perwakilan Jogja Ditutup

"Untuk masalah kali ini sudah mendapatkan keadilan sesuai dengan kasus saat ini. Jadi jangan disamakan dengan kasus-kasus sebelumnya."

Akui Salah

Pemilik warung yang mendapat sanksi, Yanto, mengakui apabila harga makanan di warungnya tidak sama dengan lainnya. Dia mengaku salah dan akan mengubah daftar harganya.

Yanto merupakan satu dari dua pemilik warung yang bisa kembali beroperasi besok. Meskipun bukan warung yang sempat viral, harga yang berbeda ini membuatnya harus berususan dengan Satpol PP.

Ke depan, Yanto akan memasang harga yang sama dengan pedagang lainnya. Sebelumnya, dia memasang harga untuk lele dan lalapan seharga Rp20.000. Sementara nasi dijual terpisah dengan harga Rp7.000.

Terkait dengan harga lalapan sebesar Rp10.000 yang juga sempat viral, Yanto menjelaslan apabila itu pesanan tambahan. Lalapan seharga Rp10.000 itu juga untuk porsi empat orang, bukan satu orang. Yanto sebelumnya memasang harga yang berbeda lantaran berada di area pertokoan dengan bangunan permanen, berbeda dengan PKL lesehan.

Baca Juga: Wis Angel, Kejadian Nuthuk Parkir Terjadi lagi Di Jogja

"Sadar karena harga tidak standar gitu, jadi kami akui warung yang kami kelola [tidak sama dalam memberikan harga]. Kami juga minta maaf kepada masyarakat Jogja telah membikin kegaduhan," kata Yanto.

Sejak kasus nuthuk viral, Yanto dan rekan lainnya merasa terpukul. Selain malu, kejadian ini juga berpengaruh pada pendapatan mereka.

"InsyAllah kami terima dengan ikhlas [sanksinya] karena kami sama-sama [ingin] perbaiki Jogja, menjaga Jogja. Alhamdulillah besok kami bisa buka lagi," kata Yanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya