SOLOPOS.COM - Nasi Penggel Kebumen (Sumber: Jatengprov.go.id)

Solopos.com, KEBUMEN — Nasi Penggel adalah makanan khas Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penamaan Nasi ini berawal dari kebiasaan mengambil nasi yang dibentuk bulat-bulat seukuran bola pingpong.

Dikutip dari Wikipedia, Kamis (7/10/2021), nasi penggel biasanya diwadahi dengan daun pisang yang dibentuk ‘pincuk.’ Biasanya, pembeli akan mengambil 8-15 bulatan nasi dan bulatan nasi tersebut diletakkan dalam bakul yang ditata berlapis-lapis. Setiap lapisan nasi penggel akan dipisahkan dengan lembaran daun pisang.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Nasi penggel disajikan bersama sayur dan lauk. Sayur ini merupakan sayur lodeh santan berbumbu gurih sederhana dicampur dengan serat nangka muda yang oleh orang Jawa disebut dengan gori. Adapun lauk makanan ini adalah jeroan sapi, seperti; babat, iso, kikil, tetelan, jantung, ginjal, dan paru, Kemudian bisa ditambah dengan aneka gorengan, seperti tempe mendoan dan semacamnya.

Sementara itu, dilansir dari Jatengprov.go.id, salah satu penjual nasi penggel di Kabupaten Kebumen adalah Pak Melan yang dikenal paling legendaris. Melan tampak begitu cekatan melayani permintaan para pengunjung yang seolah tidak ada habisnya. Warung ini buka dari jam 05.30 WIB sampai 08.00 WIB.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Gunung Ungaran & Misteri Makam Dasamuka di Kawah Belerang

Melan mengatakan pembeli bisa mengambil sendiri nasi yang diinginkan sesuai selera. Bulatan nasi itu kemudian diletakkan dalam pincuk yang ditata berlapis-lapis. Setiap lapisan nasi penggel akan dipisah dengan lembaran daun pisang. Nasi yang diambil pembeli disodorkan ke Melan untuk dituangkan sayur gori dan lauk.

Menyantap Nasi Penggel paling khas adalah dengan sendok daun pisang. Namun begitu, kebanyakan pembeli menggunakan sendok biasa yang dinilai lebih praktis tanpa mengurangi kenikmatannya. Tadinya Nasi penggel ini masih berbentuk berbulat-bulat, tetapi jika sudah tercampur kuah sayuran dan lauk maka akan perlahan hancur menjadi seperti nasi biasa.

Kata Melan, meski akan hancur juga saat dimakan, rasa nasi akan terasa lebih gurih. Ketika membulati nasi, dia biasanya mengolesi tangannya dengan minyak kelapa atau dia sebut dalam Bahasa Jawa sebagai lengo gurih

Baca Juga: 5 Kabupaten di Jateng Ini Akan Terima BLT Desa dan Sembako 3 Bulan

Melan hanya buka lima hari dalam seminggu. Setiap Jumat dan Senin, dia akan tutup. Namun, tetap saja ada tetangga dan kerabat yang menggantikan lapaknya sehingga Nasi Penggelnya akan tetap tersedia setiap hari.

Daerah asalnya, yakni Dukuh Gunungsari, Desa Karangpoh, Kec. Pejagoan, dikenal sebagai asal muasal penjual Nasi Penggel. Selain di Tembana, masyarakat Gunungsari juga menjual Nasi Penggel di beberapa lokasi di seantero Kebumen, seperti di Pasar Mertokondo dan Alun-alun Kebumen.

Melan adalah generasi ketiga penjual Nasi Penggel. Dia mewarisi langsung resep asli Nasi Penggel dari kakeknya, Mbah Darnuji, yang lalu diturunkan kepada ibunya, Biyung Marwiyah. Uniknya, dalam keluarga Mbah Darnuji, dari putra-putrinya hanya Marwiyah yang bisa memasak enak Nasi Penggel. Dari keturunan Maryati, juga hanya Melan lah yang cakap membuat Nasi Penggel. Meski begitu, resep memasak ini terbuka untuk diajarkan kepada siapapun yang ingin berjualan Nasi Penggel.

Baca Juga: Pesona Mini Belanda di Kebun Teh Pagilaran Batang

Setiap hari, Melan paling tidak menghabiskan 15 kg atau jika ramai hingga 20 kg beras. Dia pun bisa menjual seratusan pincuk Nasi Penggel. Per pincuk Nasi Penggel lengkap sayur dan lauk dengan tempe mendoan dan teh hangat dijual seharga Rp 13.000.

Dari jualan yang sederhana ini, dia bisa mengantongi pendapatan yang lumayan. Katanya, cukup untuk mengepulkan dapur dan menyekolahkan tiga anaknya. Saya lantas tertarik menanyakan sebab musabab dia hanya buka lima hari saja dan saat pagi saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya