SOLOPOS.COM - pengendara melintas di gapura Desa Duwet, Baki, Sukoharjo, Selasa (23/6/2022). (Solopos/Madgalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Desa Duwet, Kecamatan Baki, Sukoharjo, terkenal sebagai sentra pembuatan nasi liwet yang menjadi potensi perekonomian wilayah setempat. Ratusan warganya menggeluti usaha nasi liwet secara turun-temurun dan hingga kini masih lestari.

Sekretaris desa setempat, Tri Mulato, mengatakan ada ratusan perajin nasi liwet di desanya. “Kalau 100 orang lebih [pembuat nasi liwet di Desa Duwet], biasanya paling banyak dijual di daerah Solo, Kartasura, Klaten, Jogja juga ada,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (23/6/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia menjelaskan salah satu warung nasi liwet legendaris di Kota Solo, Bu Wongso Lemu, juga berasal dari Desa Duwet. Bahkan menurutnya almarhum ibunda Bu Wongso Lemu merupakan pembuat nasi liwet pertama di desa itu.

Carik desa yang juga cucu Bu Wongso itu juga mengatakan saat ini dari ratusan pembuat nasi liwet didesanya, belum ada paguyuban yang menaungi. “Kalau di tingkat desa belum ada paguyubannya, di tingkat RW ada yang sudah membuat,” kata Tri Mulato.

Sementara itu, saat ditanya soal dikukuhkannya Solo menjadi Kota Nasi Liwet, pihaknya mengaku tak mempermasalahkannya. Meskipun, ungkap dia, banyak penjual nasi liwet di Kota Solo berasal dari desanya. “Tidak papa, karena ini [nasi liwet] kan juga belum dipatenkan Dinas Perdagangan Sukoharjo sendiri. Kalau belum dipatenkan jadi tidak ada masalah,” jelasnya.

Baca juga: Ternyata Ini Alasan Nasi Liwet Dikukuhkan Jadi Ikon Kota Solo

Dia mengatakan sebenarnya pemerintah desa juga diminta membuat ikon atau penanda oleh warga setempat, semacam patung yang berunsur nasi liwet. Namun menurutnya, hal itu masih belum bisa direalisasikan lantaran anggaran desa saat ini masih terfokus dalam penanganan Covid-19. Ke depan pihaknya akan mengusahakan pembuatan ikon nasi liwet tersebut usai penganggaran Covid-19 berakhir.

Sementara itu, salah seorang penjual nasi liwet di Desa Duwet, Febriani, 32, mengatakan bangga dengan desanya yang menjadi sentra nasi liwet. Dia menyebut pembuatan nasi liwet harus diturunkan kepada generasi mendatang.

“Suatu kebanggaan ya Duwet jadi sentra nasi liwet, InsyaAllah harus diturunkan. Soalnya kita sudah dari dulu kan nasi liwetan semua. Tahu-tahu sudah terkenal jadi sentra nasi liwet, [kalau] berhenti, ya sentranya hilang dong,” jelasnya saat ditemui di rumahnya, Kamis.

Baca juga: Dikukuhkan Jadi Ikon Kuliner Solo, Ini Respons Bakul Nasi Liwet Legend

Diberitakan sebelumnya, Forum Budaya Mataram mengukuhkan Solo sebagai Kota Nasi Liwet, Minggu (19/6/2022), di halaman Balai Kota Solo. Sebanyak 1.000 pincuk nasi liwet ludes diserbu warga masyarakat saat acara pengukuhan, bersamaan dengan pelaksanaan Solo Car Free Day (CFD).

“Panitia menyediakan 1.000 pincuk nasi liwet dan ternyata dalam tempo 20 menit nasi liwet ludes. Ini menunjukkan antusiasme masyarakat yang sangat baik,” jelas Ketua Umum Forum Budaya Mataram, BRM Kusumo Putro.

Selain itu, pengukuhan diharapkan mampu mengangkat pendapatan usaha kuliner nasi liwet, pariwisata, dan keberagaman budaya di Kota Solo. “Wisatawan kalau ke Solo kan pasti cari nasi liwet. Jadi diharapkan bisa menambah [nilai] ekonomi bagi pengusaha dan penjual nasi liwet,” jelas Kusumo.

Baca juga: Rekomendasi Nasi Liwet Legend di Solo, Mana Langgananmu?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya