SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesdan bercengkerama dalam acara Rakernas APPSI Tahun 2022 di Bali, Senin (9/5/2022) (Bisnis Indonesia/Aprianus Doni Tolok)

Solopos.com, JAKARTA—Pengurus provinsi Partai NasDem menjaring empat nama calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Empat nama itu adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Erick Thohir, dan Airlangga Hartarto.

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR, menyatakan Ganjar Pranowo perlu melakukan perhitungan secara matang apabila hendak maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Hanta, berdasarkan keterangan Antara yang diterima di Jakarta, Selasa (10/5/2022), perhitungan yang perlu dilakukan yakni di antara memutuskan maju melalui dukungan partai atau tetap bertahan di PDI Perjuangan (PDIP).

Baca Juga: Anies dan Ganjar Bertemu di Bali, Ini Hal yang Dibahas

“Ganjar harus mengalkulasi karena ia punya modal elektabilitas (keterpilihan). Kalau Ganjar bisa seperti Jokowi yang akhirnya didukung PDIP dalam pilpres maka layak Ganjar bertahan. Sebaliknya, kalau kalkulasi Ganjar ujungnya tidak bisa ikut kontestasi karena PDIP mendukung Puan, ia harus mengambil langkah strategis agar bisa naik gelanggang 2024,” kata Hanta.

Dengan demikian, menurutnya, Ganjar memang akan menghadapi dilema jika memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai presiden. “Jadi, Ganjar ini [menghadapi] dilema. Semua berpulang pada Ganjar,” ujar Hanta.

Pandangan tersebut merupakan tanggapan Hanta atas kegiatan penjaringan usulan nama capres oleh pengurus Partai NasDem provinsi.

Baca Juga: Lebaran, Ganjar Ziarah ke Makam Pangeran Diponegoro di Makassar

Menurut Hanta, dari beberapa nama capres yang berhasil dijaring, ada dua nama kuat yang bukan berasal dari elite partai, yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Keduanya, lanjut dia, bisa terjaring karena modal elektabilitas.

“Ganjar dan Anies bukan orang kuat dan bukan orang partai. Meskipun Ganjar kader partai, tapi bukan siapa-siapa. Dia juga tidak memiliki struktur kekuasaan yang strategis sehingga modal mereka adalah modal elektabilitas,” ujar Hanta.

Sementara itu, kata dia, nama Airlangga Hartarto mendapati irisan dengan Ganjar dalam hal latar belakang.

Baca Juga: Lebaran, Ganjar Pranowo Undang Guru SD yang Kabarnya Sudah Meninggal

Ia menyampaikan Airlangga saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar sehingga ketika NasDem menjaringnya maka akan lebih mudah dalam proses pembentukan koalisi.

“Sementara kalau Ganjar bisa dengan koalisi atau tidak koalisi dengan partai Ganjar, yaitu PDIP. Apalagi di PDIP sudah ada nama Mbak Puan Maharani,” ujar Hanta.

Hanta juga menyampaikan apabila Ganjar merapat ke NasDem demi 2024, hal tersebut akan berpotensi mengakibatkan gangguan dalam hubungan NasDem dan PDIP.

Baca Juga: Mudik ke Tawangmangu Karanganyar, Gubernur Ganjar Menginap di D’Lawu

Begitu pula ketika Puan maju dari PDIP dan Ganjar dari partai lain, menurut Hanta, langkah itu akan berkemungkinan menggerus suara atau dukungan PDIP terhadap masing-masing calon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya