SOLOPOS.COM - MEDIASI KOPERASI-Sejumlah karyawan dan nasabah KSU BPR Sejahtera melakukan mediasi di Mapolres Solo, Selasa (29/5). Nasabah meminta kejelasan realisasi program arisan dan nasib tabungan mereka. (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

MEDIASI KOPERASI-Sejumlah karyawan dan nasabah KSU BPR Sejahtera melakukan mediasi di Mapolres Solo, Selasa (29/5). Nasabah meminta kejelasan realisasi program arisan dan nasib tabungan mereka. (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Kepanikan melanda belasan nasabah (calon anggota) Koperasi Bina Persemakmuran Rakyat (BPR) Sejahtera Surakarta, menyusul tutupnya kantor koperasi tersebut.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Selasa (29/5/2012) siang, mereka mendatangi kantor cabang koperasi itu di Mojo, Semanggi. Mereka hendak mempertanyakan nasib uang mereka yang masuk ke koperasi tersebut dalam bentuk tabungan, deposito dan arisan. Sistem arisan dilakukan dengan menyetor uang Rp100.000/bulan, dengan janji setelah bulan ke-36 atau setelah tiga tahun, nasabah akan mendapatkan pengembalian Rp3,7 juta alias nasabah untung Rp100.000.

Salah satu peserta sistem arisan, Joko Wardoyo, mengatakan sesuai perjanjian seharusnya dia menerima uang arisan pada 12 Mei atau sebulan setelah pembayaran bulan ke-36. “Ternyata sampai sekarang saya tidak dapat arisan itu, padahal saya ikut tiga, setiap bulan bayar Rp300.000.

Sekarang malah kantornya tutup, saya benar-benar dirugikan,” tegas Joko, saat ditemui Solopos.com, di kantor cabang Koperasi BPR Sejahtera Surakarta Semanggi, Selasa.

Selain Joko, diperkirakan masih ada puluhan nasabah peserta sistem arisan lain yang dirugikan. Anik misalnya, ikut arisan satu kali atau hanya bayar Rp100.000/bulan. Sedangkan nasabah lain yang enggan disebut namanya, mengikuti 10 arisan.

Dengan demikian nasabah tersebut harus menyetor Rp1 juta setiap bulan. Sampai Selasa, nasabah itu mengaku hanya mendapat haknya satu kali arisan atau Rp3,7 juta. “Itu pun diberikan setelah saya tagih-tagih,” ujarnya.

Tak hanya peserta arisan, beberapa nasabah yang mendatangi kantor tersebut ternyata menitipkan uang dalam bentuk tabungan dan deposito. Pedagang Pasar Ayam, Ny Slamet, misalnya, mengaku masih memiliki uang Rp2,8 juta dalam bentuk tabungan di koperasi tersebut.

Dia mengatakan mulai curiga dengan ketidakberesan koperasi itu saat meminta mengambil uang dari tabungan Rp3 juta. Saat hari yang dijanjikan, Ny Slamet hanya mendapatkan Rp2 juta dengan alasan hanya itu uang yang tersedia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya