SOLOPOS.COM - Ilustrasi anti narkoba (Istimewa)

Narkoba Sragen terungkap saat ada transaksi dengan lokasi Balai Desa Doyong, Miri.

Solopos.com, SRAGEN — Balai Desa Doyong, Kecamatan Miri, Sragen, kerap digunakan sebagai lokasi transaksi narkoba. Polisi menangkap seorang pengedar dan pengguna sabu-sabu (SS) di belakang balai desa tersebut pada Kamis (14/7/2016) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sigit Sambodo, 34, warga Dusun Murak, RT 024, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, ditangkap polisi setelah kedapatan membawa paket SS. Penangkapan terhadap Sigit Sambodo bermula dari laporan masyarakat yang gelisah karena balai desa tersebut kerap dijadikan transaksi narkoba. Pada Kamis malam, polisi berpakaian preman mengintai lokasi.

Sekitar pukul 18.30 WIB, Sigit datang ke Balai Desa Doyong. Setelah memarkir sepeda motornya di halaman dalai desa, dia berjalan ke arah belakang kantor. Dia lalu berhenti di bawah pohon yang sudah mati. Dia terlihat mengambil bungkus rokok di bawah pohon itu.

Saat itu, polisi berusaha menangkap Sigit. Namun, dia menjatuhkan bungkus rokok yang dipungut di bawah pohon itu. Disaksikan warga sekitar, Sri Kusbandi dan Sumadi, Sigit diminta mengambil kembali bungkus rokok itu. Dia juga diminta mengeluarkan isinya.

Di dalam bungkus rokok itu terdapat sebuah plastik bening berisi serbuk kristal yang tak lain SS. Sigit tidak bisa mengelak, dia lalu ditangkap dan dibawa ke Mapolres Sragen bersama barang bukti SS itu.

”Sigit ini tidak sekadar pemakai, tetapi juga penjual SS. Dia sudah lama menjalankan bisnis terlarang ini. Dia sudah kerap menjadikan lokasi [Balai Desa Doyong] sebagai tempat transaksi,” kata Kasat Narkoba Polres Sragen AKP Joko Purnomo kepada Espos, Jumat (15/7/2016).

Kasi Trantib Kecamatan Miri, Agus Dwi Cahyo, mengakui sebagian besar balai desa di Miri dalam kondisi sepi pada malam hari. Beberapa balai desa memang sempat dijaga petugas piket kala malam hari. Namun, biasanya petugas piket itu tidak menjaga balai desa selama semalaman.

”Petugas linmas itu baru diberdayakan apabila ada kegiatan saja. Kalau tidak ada kegiatan, balai desa cenderung sepi pada malam hari. Saya sendiri jelas tidak mampu mengawasi seluruh balai desa. Saya hanya bertugas seorang diri di kantor kecamatan,” papar Agus.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya