SOLOPOS.COM - Ilustrasi antinarkoba (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Narkoba Jogja masih banyak beredar di kalangan mahasiswa.

Harianjogja.com, JOGJA – Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY Sutarmono menegaskan penggunaan narkoba di Jogja mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Kendati begitu, dia menyatakan, Jogja tetap menjadi pangsa pasar istimewa bagi para bandar narkoba. Ribuan mahasiswa di Kota Pendidikan ini menurut dia merupakan sasaran empuk bagi para bandar narkoba.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari perhitungan konsumsi narkoba di Jogja dalam beberapa waktu terakhir, Sutarmono menyebut angkanya semakin menurun. Hanya saja, Jogja masih berada di pusaran 10 besar kota dengan persebaran narkoba tertinggi di Indonesia. Pada 2008, Jogja ada di peringkat dua dengan prevelensi 2,7%. Kemudian pada 2011 ada di peringkat lima dengan prevelensi 2,37%. Data terakhir, 2015 ada di peringkat delapan dengan prevelensi 2,27%.

Sementara itu Kepala Pusat Studi NAPZA UII Prof. Dr. Soewadi pernah melakukan kajian tentang konsumsi narkoba yang ada di Jogja setiap harinya. Hasilnya cukup mengejutkan. Soewadi menyebutkan konsumsi per individu setiap harinya rata-rata menghabiskan Rp300.000.

“Dengan kondisi itu, perputaran uang untuk belanja narkoba mencapai Rp1,5 miliar setiap harinya apabila dikalikan dengan seluruh jumlah pemakai,” jelasnya.

Selama ini Soewadi sering sekali menangani rehabilitasi penggunaan NAPZA. Dari seluruh pasien yang direhabilitasi, mayoritas yang datang dari kalangan remaja.

Senada dengan penyataan BNNP, Soewadi menyebut penggunaan Napza semakin berkurang.

“Ini sepertinya menjadi indikasi para psikiater  sudah menangani rehabilitasi dengan baik,” jelas dia, saat memberi sambutan dalam seminar Sosialisasi Pencegahan Penggunaan NAPZA yang diselenggarakan Pusat Studi NAPZA Universitas Islam Indonesia (UII) di Hotel Grand Tjokro, Sabtu (26/11/2016).

Para pemakai, lanjut Soewadi, kebanyakan menyatakan alsan konsumsi narkoba karena pengaruh teman.

Dalam seminar itu sekaligus menghadirkan orang-orang yang pernah memakai NAPZA dan kini sudah sembuh dari ketergantungan barang penghancur masa depan itu. Mereka dihadirkan supaya bisa memberikan gambaran secara nyata kerugian yang diakibatkan oleh NAPZA.
Penyelenggaraan seminar itu sendiri tujuannya untuk mensosialisasikan pencegahan penyalahgunaan NAPZA di lingkungan mahasiswa.

Peserta kegiatan yang dihadirkan antara lain perwakilan Lembaga Eksekutif Mahasiswa dari seluruh fakultas di UII, perwakilan BEM dari seluruh kampus di Jogja, Polda DIY, BNNP dan bagian rehabilitasi NAPZA di Grhasia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya