SOLOPOS.COM - Alat X-Ray berfungsi mendeteksi barang terlarang di pintu masuk Lapas Narkotika II A Pakem Sleman yang mengalami kerusakan. Foto diambil pada awal 2014 silam. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Narkoba di lapas sulit diberantas karena belum semua pos di Lapas dijaga petugas

Harianjogja.com, SLEMAN – Belum semua pos penjagaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Pakem Sleman bisa dipantau petugas karena keterbatasan personel keamanan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kondisi itu berbanding terbalik dengan upaya pihak luar yang menggunakan berbagai strategi hingga teknologi untuk menyelundupkan narkoba ke dalam Lapas.

Kalapas Narkotika Kelas IIA Pakem Sleman Erwedi Supriatno menjelaskan, pasca terjadinya upaya penyelundupan narkoba oleh pengunjung, pihaknya memperketat pengamanan meski tak terlalu berlebihan.

Akantetapi, Lapas Narkotika Pakem masih kekurangan jumlah personel keamanan. Saat ini, petugas keamanan hanya memiliki 30 personel untuk secara bergantian berjaga dalam tiga peralihan selama 24 jam.

Detailnya, setiap satu shift ada delapan petugas keamanan dan dua petugas yang berjaga di pintu depan sehingga total 10 personel. Jumlah itu, kata dia, masih jauh dari ideal, mengingat belum semua pos penjagaan bisa ter-cover.

“Seperti empat pos menara di atas, itu baru satu yang bisa kami pantau, yang tiga pos lainnya belum bisa dipasangi petugas jaga, karena keterbatasan personel tiap regu,” terangnya saat dihubungi, Minggu (17/7/2016).

Selain keterbatasan personel, perangkat alat pendeteksi narkoba seperti X-Ray juga tidak dimiliki Lapas Pakem karena dalam keadaan rusak. Menurut Erwedi, keberadaan X-Ray sebenarnya cukup membantu untuk memantau benda mencurigakan yang dibawa pengunjung, namun sayangnya tidak bisa dioperasikan dan tak kunjung ada perbaikan.

“Kalau X-ray kami memahami karena berkaitan dengan anggaran yang cukup besar,” tegasnya.

Ia mengakui, pihak luar menggunakan berbagai cara untuk memasukkan narkoba ke dalam Lapas. Bahkan, dua kali ada drone atau pesawat tanpa awak berkeliling di atas area Lapas.

Meski belum bisa disimpulkan bahwa drone tersebut akan dipakai sebagai alat untuk mengirim narkoba ke dalam Lapas, namun hal tersebut perlu untuk dicurigai. Bisa jadi ada pihak luar yang ingin melihat langsung seluk beluk di dalam area blok Lapas untuk maksud yang tidak baik, dengan muaranya penyelundupan narkoba. Oleh karena itu, tindakan pihak luar tersebut tergolong canggih, sehingga pihaknya harus memaksimalkan penjagaan.

“Itu dua kali, tahu-tahu petugas kami melihat sudah ada drone di atas Lapas, sempat dikejar juga sampai keluar tetapi kemudian menghilang,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya