SOLOPOS.COM - Aparat menunjukkan satu paket sabu-sabu yang diselundupkan oleh seorang pelajar ke dalam Rutan Boyolali Rabu (24/8/2016) sore. Sabu-sabu itu diselipkan ke dalam paket makanan yakni di dalam kepala ikan. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Narkoba Boyolali terdapat dua pelajar SMA yang diduga menyelundupkan narkoba ke rutan.

Solopos.com, BOYOLALI — Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Boyolali bakal mendampingi KAS, 17, dan Bob, 17, pelajar SMA di Boyolali yang terlibat kasus penyelundupan sabu-sabu ke dalam Rutan Boyolali.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

P2TP2A juga akan berkoordinasi dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Solo untuk pendampingan terhadap dua anak yang tersangkut kasus hukum. Ketua P2TP2A Boyolali, Dinuk Prabandini, bahkan sudah berkoordinasi dengan Satuan Narkoba (Satnarkoba) Polres Boyolali terkait rencana pendampingan tersebut.

Dengan mendapatkan pendampingan dari Bapas dan P2TP2A, kata Dinuk, kedua anak tersebut harapannya kembali pulih menjadi manusia yang lebih baik ke depannya, dan tidak mengulangi tindak pidana yang dilakukan.

“Nanti untuk pendampingannya dari Bapas karena biasanya kalau ada anak terkena kasus hukum apalagi ini kasus narkoba, tentu ada perhatian. Kami siap memfasilitasi dan ikut mendampingi serta mendalami latar belakang mereka kenapa bisa terjerumus dalam jaringan peredaran narkoba,” papar Dinuk, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (26/8/2016).

Dia prihatin dengan adanya kasus upaya penyelundupan sabu-sabu yang menyeret pelajar di Boyolali. Tahun ini, program kerja utama P2TP2A Boyolali adalah seminar dan penyuluhan tentang bahaya narkoba serta pencegahannya dengan sasaran utama adalah pelajar atau anak-anak.

“Ini sudah banyak sekali agenda seminar yang kami siapkan. Harapannya bisa mencegah agar kasus seperti KAS dan Bob tidak terulang lagi,” ujar Dinuk.

Seperti diketahui, KAS dan Bob kedapatan membawa sabu-sabu seberat 1 gram ke dalam Rutan Boyolali dengan cara memasukkan satu paket sabu-sabu tersebut ke dalam paket makanan yang berisi nasi, sayur lodeh, dan ikan masak. Satu paket sabu-sabu itu diselipkan di dalam kepala ikan.

Mereka mencoba menyelundupkan sabu-sabu untuk seorang tahanan kasus narkoba bernama Yusuf Eko, warga Poncol, Mukiran, Kaliwungu, Semarang.

Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Boyolali, M.Said Hidayat, prihatin dengan adanya pelajar yang tersangkut kasus narkoba. Menurut Wakil Bupati Boyolali ini, pemerintah daerah melalui dunia pendidikan sudah berkali-kali menyosialisasikan masalah pencegahan narkotika.

Namun, upaya pencegahan ini tidak akan ada artinya tanpa peran serta orang tua dan masyarakat. Kasus KAS dan Bob, merupakan salah satu bukti bahwa narkoba benar-benar sudah masuk ke kalangan pelajar. Sekolah dan dinas terkait harus semakin peka terhadap anak didik yang diduga menjadi pengguna atau pengedar narkoba.

“Sementara di luar sekolah, orang tualah yang bertanggung jawab. Seluruh komponen masyarakat juga harus berperan mengawasi agar narkotika tidak sampai masuk ke kalangan anak-anak,” kata Said.

BNK menyerahkan proses hukum terhadap KAS dan Bob kepada kepolisian. BNK belum bisa mengambil kebijakan khusus untuk kedua anak tersebut, apakah masih bisa melanjutkan pendidikan atau tidak.

“Semua tergantung hasil penyelidikan kepolisian.” Menurut Said, dalam proses hukum yang sedang berjalan kepolisian tetap akan memperhatikan asas perlindungan terhadap anak.

“Lagipula sampai saat ini juga belum ada penetapan tersangka kan? Apakah masih boleh sekolah atau tidak, langkah rehabilitasi bagi keduanya akan bagaimana, tunggu dulu proses hukumnya.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya