Napi Solo Kabur, Beban Rutan dan Lapas Indonesia Over Kapasitas
Narapidana (napi) kasus pencurian di Rutan Solo, Rachmad Fauzi, mencoba kabur dengan memanjat atap masjid pada Senin (4/7/2022) sore, di sisi lain beban rumah tahanan (rutan) dan lembaga pemasyarakatan di Indonesia per Januari 2022 sudah melampaui kapasitas.

SOLOPOS.COM - Warga binaan Rutan Boyolali kelas II B bersantai di lapangan tengah Blok A Rutan Boyolali pada Jumat (29/4/2022) menjelang berbuka puasa. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Hari Bhakti Pemasyarakatan ke – 58. (Istimewa)
Solopos.com, SOLO — Narapidana (napi) kasus pencurian di Rutan Solo, Rachmad Fauzi, mencoba kabur dengan memanjat atap masjid pada Senin (4/7/2022) sore, di sisi lain beban rumah tahanan (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia per Januari 2022 sudah melampaui kapasitas.
“Alasannya karena baru kali ini melakukan tindak kejahatan, pertama kali menjalani hukuman di Rutan, jadi merasa berkecil hati, mungkin juga tidak mendapat perhatian dari keluarga,” jelas Kepala Rutan Klas I Solo, Urip Dharma Yoga, dalam konferensi pers, Senin malam.
Urip menambahkan menurut pengakuan napi tersebut, sebelum berencana melarikan diri, pada Senin sekitar pukul 15.00 WIB, napi bernama Rachmad itu sempat menghubungi keluarganya melalui telepon. Namun, keluarga tidak mengangkat teleponnya. “Yang bersangkutan merasa tidak diperhatikan akhirnya memiliki pemikiran singkat untuk mencoba lari,” ujar Urip mengenai alasan napi Rutan Solo itu mencoba kabur.
