Jumat, 18 Mei 2012 - 18:33 WIB

NAPAK TILAS SAMANHOEDI: Mengenang Jejak Perjuangan Samanhoedi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - NAPAK BUDAYA SAMANHOEDI--Rombongan kirab Napak Budaya Samanhoedi 2012 melintas di Jalan KH Samanhudi Solo, Jumat (18/5/2012). Kirab dalam rangka promosti potensi dan mengenalkan Samanhoedi sebagai ikon Sondakan.(Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

NAPAK BUDAYA SAMANHOEDI--Rombongan kirab Napak Budaya Samanhoedi 2012 melintas di Jalan KH Samanhudi Solo, Jumat (18/5/2012). Kirab dalam rangka promosti potensi dan mengenalkan Samanhoedi sebagai ikon Sondakan. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

Balai Samanhoedi di Kompleks Kelurahan Sondakan, Laweyan tampak sibuk pada Jumat (18/5/2012). Sejak pukul 13.00 WIB, puluhan orang lalu lalang dan berkumpul di Jl Samanhudi yang sudah ditutup sejak Kamis (17/5/2012).

Advertisement

Semakin lama, jumlah orang yang berdatangan semakin banyak. Mereka datang dengan menggunakan berbagai macam kostum, seperti beskap, batik, pakaian beladiri dan macam-macam jenis pakaian lainnya.

Mereka adalah peserta Kirab Budaya Samanhoedi yang merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Napak Budaya Samanhoedi (NBS) 2012 yang digelar oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Sondakan.

Sekitar pukul 15.00 WIB, ratusan orang sudah berbaris rapi, dengan diiringi suara sirine dari mobil polisi, barisan mulai bergerak perlahan menuju Jl Agus Salim. Jalan yang basah karena guyuran air dari mobil pemadam kebakaran seakan menjadi penunjuk ke mana rombongan kirab akan bergerak.

Advertisement

Dari ratusan peserta kirab, tampak beberapa benda yang diarak sebagai penanda potensi masyarakat Sondakan, antara lain gunungan makanan, gunungan sayur-sayuran dan yang cukup unik adalah dua canting raksasa yang diselimuti kain batik perca.

Canting raksasa itu milik Canthing Kakung, komunitas seniman batik di Kelurahan Sondakan. Batik merupakan salah satu potensi andalan di Kelurahan Sondakan, dan juga salah satu usaha yang dirintis KH Samanhoedi, pendiri Sarekat Dagang Islam yang lahir di Sondakan.

Sebelumnya, Museum Samanhoedi pun diresmikan. Museum yang berada di Balai Samanhoedi itu diresmikan oleh Walikota Solo yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kota Solo, Budi Suharto, Jumat pagi.

Advertisement

Museum yang berisi koleksi dokumentasi sejarah dan sepak terjang KH Samanhoedi itu awalnya dibuka di Kampung Batik Laweyan, karena waktu kontrak tempat telah habis, maka koleksi museum akhirnya dipindahkan.

Dalam sambutannya Budi memberikan apresiasi kepada Kelurahan Sondakan yang telah berinisiatif membuka kembali museum tersebut. “Sosok Samanhoedi memberikan inspirasi dengan SDI yang digagasnya itu memaknai garis-garis perjuangan tak hanya untuk bertahan hidup, tapi untuk mencapai kemerdekaan dalam perdagangan,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif