SOLOPOS.COM - Sejumlah prajurit Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan seniman berkolaborasi dalam peluncuran Atraksi Budaya Prajurit Solo di halaman keraton setempat, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (6/11/2021). Atraksi yang mengangkat sejarah pasukan prajurit keraton tersebut selanjutnya digelar rutin untuk promosi wisata Kota Solo sekaligus menambah daya tarik bagi wisatawan berkunjung di keraton setempat. ANTARAFOTO/Maulana Surya/aww.

Solopos.com, SOLO — Kerajaan Mataram menjadi salah satu nama yang terukir dalam sejarah panjang Indonesia. Sejarah mencatat ada dua kerajaan yang menggunakan nama Mataram, yang kemudian dikenal dengan nama Mataram Kuno dan Mataram Islam. Tahukah Anda apa perbedaan kedua kerajaan tersebut?

Mataram Kuno

Dihimpun dari berbagai sumber, Mataram Kuno adalah kerajaan bercorak Hindhu Buddha yang berdiri di wilayah selatan Jawa Tengah pada abad ke-VIII Masehi. Lokasinya diperkirakan berada di eks-Keresidenan Kedu yang meliputi kawasan Magelang, Temanggung, Wonosobo, hingga Purworejo dan membentang sampai ke Sleman hingga Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kerajaan ini didirikan oleh Dinasti Sanjaya yang dikenal sebagai Raka i Bhumi Mataram pada tahun 644 Saka atau 732 Masehi. Dalam perkembangannya, kerajaan ini dikenal sebagai Mdhang Kamuulan atau Kerajaan Mataram Kuno. Wilayah kekuasaannya mencakup Pulau Jawa bagian tengah yang kemudian bergeser ke wilayah (Jawa Timur).

Baca juga: Ini Lokasi Kerajaan Medang, Negeri Pembangun Candi di Jateng-DIY

Ekspedisi Mudik 2024

Pada perkembangan selanjutnya, kerajaan ini berkembang menjadi negeri maritim, agraris, dan niaga (MAN) yang menjadi salah satu pusat budaya terbesar di Nusantara. Salah satu yang fakta paling mencolok dari kerajaan ini adalah negeri pembangun candi yang menjadi asal usul akar budaya Jawa.

Darmanto Hartosuwahjo dalam artikel bertajuk Medang dalam Keistimewaan Yogyakarta yang dipresentasikan pada seminar di UGM pada 2013 membahas keistiewaan kerajaan yang menjadi cikal bakal pembangunan candi di Indonesia.

Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Medang memiliki keturunan yang terbagi dalam dua dinasti, yakni Sanjaya dan Syailendra. Itulah sebabnya kemudian muncul kerajaan-kerajaan baru bercorak Hindhu dan Buddha setelah Medang hancur.

Baca juga: Bhre Cakrahutomo Jadi Mangkunegara X Sesuai Tradisi Mataram

Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam merupakan kelanjutan dari Demak, kerajaan islam pertama di tanah Jawa. Kesultanan ini didirikan pada pertengahan abad ke-16 dan menjadi negara berdaulat pada akhir abad ke-16.

Kerajaan ini dipimpin dinasti Wangsa Mataram yang didirikan oleh Sutawijaya. Saat naik takhta dia memakai gelar Panembahan Senopati.

Pusat kerajaan ini berada di Kotagede, DIY. Kerajaan ini mencapai masa kejayaan di bawah kepemimpinn Anyakrakusuma yang bergelar Sultan Agung pada 1613-1645.

Baca juga: Bhre Cakrahutomo Mualaf Demi Takhta Mangkunegaran Solo?

Kala itu, kerajaan yang berdiri di tanah Mataram itu menjadi salah satu negara terkuat di Jawa. Wilayahnya mencakup sebagian Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, serta Madura, Kalimantan Barat, hingga Sumatra.

Kerajaan Mataram Islam pecah diawali dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 yang merupakan kesepakatan damai antara VOC dan pihak Mataram yang diwakili Pakubuwono III dan Pangeran Mangkubumi. Tetapi perjanjian damai tersebut memicu perlawanan dari Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa.

Sampai akhirnya pihak Pakubuwono III, Hamengkubuwono I, dan Pangeran Sambernyawa membuat perjanjian yang dimediasi oleh VOC di Salatiga, Jawa Tengah, 17 Maret 1757. Perjanjian ini membagi wilayah Mataram Islam menjadi empat, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan wilayah kekuasaan VOC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya