SOLOPOS.COM - Pintu Pemberitahuan diapit adik (kiri) dan ibunya (kanan) di studio milik keluarganya, Minggu (24/12/2017). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Seorang pemuda asal bantul memiliki nama unik “Pintu Pemberitahuan”

Harianjogja.com, BANTUL- Kondisi perekonomian Indonesia yang karut marut akibat krisis moneter 18 tahun yang lalu, malah mengilhami nama unik yang disematkan pada seorang pemuda asal Bantul. Pintu Pemberitahuan namanya, sosoknya viral setelah KTP-nya diunggah ke media sosial.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pintu,” ucap seorang pemuda berambut lurus rapi sambil bersalaman memperkenalkan diri saat ditemui di rumahnya Minggu (24/12/2017).

Diselingi dengan oboralan basa-basi, pemuda kelahiran 26 Februari 1999 ini lantas beranjak ke salah satu bangunan artistik yang terletak di sisi paling selatan. Ke studio lukis milik ibunya, Luwi Utami dan sekaligus studio milik keluarga yang bernuansa khas Pulau Dewata.

Ekspedisi Mudik 2024

Entah kebetulan atau tidak, di ruangan yang dindingnya didominasi motif kotak-kotak hitam dan putih ini, anggota keluarga Pintu tengah berkumpul.

Ada ibunya Luwi dan adik perempuan Pintu bernama Calvina Azumi Putri Pratiwi yang menyambut dengan ramah. Luwi seolah mengetahui kedatangan ini karena nama unik puteranya itu; Pintu Pemberitahuan.

Suasana di ruangan yang penuh dengan deretan piala ini tak kaku. Luwi yang kala itu mengenakan kaus panjang hangat berwarna abu-abu pun mempersilakan duduk untuk berbincang-bincang dengan putera sulungnya.

“Ada yang panggil pintu. Ada juga yang Pinto atau Pito,” tutur Pintu menyebut beberapa nama panggilannya.

Bagi pemuda berumur 18 tahun itu, nama Pintu Pemberitahuan semula seperti nama lain pada umumnya. Tak ada yang aneh dengan nama itu hingga ia duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Teman-teman sebayanya mulai mengejek nama nyentriknya itu. Lama-kelamaan, Pintu memberanikan diri bertanya kepada ibunya. Ingin memastikan kenapa diberi nama Pintu Pemberitahuan.

Bukannya terbawa oleh ejekan teman-teman sebayanya, setelah tahu alasannya, Pintu justru menerima penjelasan sang ibu. Sambil duduk santai, cerita pun mengalir dari Pintu. Menurut penjelasan sang ibu, namanya lekat dengan sejarah perjalanan keluarganya.

Pada 1999, kedua orang tuanya Iswanto-Luwi menggelar pameran lukisan tunggal di Jakarta. Sebuah keputusan yang sangat berani. Sebab, kondisi perekonomian Indonesia saat itu nyaris lumpuh.

Harga-harga melambung tinggi. Nilai tukar rupiah merosot tajam. Daya beli masyarakat sangat rendah. Jangankan membeli barang sekunder seperti lukisan, tidak sedikit masyarakat yang kesulitan memenuhi kebutuhan primernya.

Lumpuhnya sendi-sendi perekonomian ini juga berdampak pada kehidupan kedua orang tuanya. Dengan pendapatan pas-pasan plus masih tinggal ngontrak sebuah rumah di wilayah Kasongan, kedua orang tuanya nekat menggelar pameran tunggal untuk dapat bertahan di kondisi yang tak menentu kala itu.

Singkat cerita, tanda-tanda kenekatan kedua orang tuanya tersebut ternyata membuahkan hasil. Hari pertama pameran, sebuah lukisan karya ayahnya laku terjual sekitar Rp20 juta, lukisan yang berjudul Pintu Pemberitahuan.

Bahkan lukisan yang menggambarkan seorang joki memacu kudanya demi berjuang tersebut tak butuh waktu lama untuk dibeli kolektor, hanya 20 menit setelah pameran dibuka.

Seolah jadi pertanda, ibunya lantas berinisiatif memberikan nama Pintu Pemberitahuan kepada janin yang di kandungnya. Tak berapa lama, sesaat setelah lukisan ayahnya terjual janin laki-laki tersebut kemudian lahir ke dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya