SOLOPOS.COM - Gambar animasi desain wajah baru TSTJ Solo. (Instagram @gibran_rakabuming)

Solopos.com, SOLO — Tak hanya revitalisasi, Pemerintah Kota Solo juga mewacanakan rebranding dengan mengganti nama Taman Satwa Taru Jurug atau TSTJ alias Jurug Solo Zoo. Warga boleh memberikan pendapat mengenai nama kebun binatang tersebut.

Hal itu mengemuka ketika Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menunjukkan desain revitalisasi TSTJ kepada wartawan di Balai Kota Solo, Senin (25/4/2022) siang. Gibran mengatakan status TSTJ yang saat ini merupakan perusahaan milik daerah (perumda).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemkot bakal membahas apakah setelah revitalisasi oleh investor dari Taman Safari Indonesia statusnya tetap perumda atau menjadi Perusahaan Perseroan Daerah. Pemkot juga bakal mengkaji untuk rebranding nama kebun binatang.

“Saya mengajukan beberapa nama, ya namun mangga ada masukan warga seperti apa dipersilakan. Mungkin polling, sayembara,” katanya.

Gibran mengatakan salah satu nama pengganti TSTJ yang diusulkan saat rapat bersama para investor, yakni Bengawan Solo Zoo. “Tapi nanti tergantung dengan warga atau teman-teman yang lain setuju atau tidak. Atau tetap Jurug pun ndak apa-apa,” jelasnya.

Baca Juga: Penampakan Wajah Baru TSTJ Solo yang Dibangun Taman Safari, Cakep Lur!

Direktur Utama TSTJ, Bimo Wahyu Widodo, menjelaskan nama Jurug diambil dari nama kampung setempat. Saat ia mulai memimpin TSTJ dalam bentuk Perusda pada 2015 lalu, ia melakukan branding dengan nama Jurug Solo Zoo.

Logo Baru

“Jurug Solo Zoo kami branding untuk memudahkan orang mengenal. Dalam prosesnya lagi ada peraturan terkait BUMD lalu perusahaan menjadi Perumda tapi masih dengan Jurug Solo Zoo,” katanya kepada Solopos.com, Selasa (26/4/2022).

Bimo mengatakan Jurug Solo Zoo menjadi nama strategis untuk pemasaran melalui berbagai media massa maupun media sosial sejauh ini dibanding TSTJ. “Revitalisasi dengan rebranding akan memakai Bengawan Solo Zoo atau yang lain mangga. Kami minta masukannya termasuk logo baru,” paparnya.

Baca Juga: Setelah Lebaran, TSTJ Solo Bakal Tutup Selama 6 Bulan

Sebelumnya, Pemkot Solo menggandeng investor untuk merombak total Jurug Solo Zoo, yakni Taman Safari Indonesia. Proses revitalisasi dimulai Mei 2022 selama sekitar enam bulan dengan nilai investasi mencapai Rp20 miliar.

Adapun salah satu pasal Peraturan Pemerintah (PP) No 54/2017 tentang BUMD menjelaskan BUMD terdiri atas perusahaan umum daerah dan perusahaan perseroan daerah. Berdasarkan laman resmi Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya, PT Bengawan Permai mengelola Taman Jurug pada 1975.

Riwayat TSTJ

PT Bengawan Permai memfungsikan taman tersebut sebagai taman rekreasi dan hiburan keluarga dengan mengandalkan landscape alam dan sarana permainan anak-anak. Namun sejak 1983, Taman Jurug berbenah dengan menambahkan wisata satwa sebagai salah satu daya tariknya.

Baca Juga: Ini Dia Investor TSTJ Solo, Ternyata Pemilik Taman Safari Indonesia!

Hal ini dilakukan akibat dari perluasan Stadion Sriwedari yang membuat keberadaan Kebun Binatang Sriwedari warisan Paku Buwono X harus dipindahkan. Untuk mengelola Taman Jurug dibentuk Yayasan Bina Satwa Taruna dan nama Taman Jurug diganti menjadi Taman Satwa Taru Jurug atau TSTJ Solo.

Setelah mengalami beberapa proses pengelolaan yaitu pada 1997 oleh PT Solo Citra Perkasa sebagai investor, Pemerintah Kota Solo mengambil alih pengelolaan TSTJ pada 2000. Pemkot Solo membentuk tim pengelolaan sementara dengan unsur dari Dinas Pertanian dan Dinas Pariwisata, Aset Daerah dan Hukum sampai 2002. Pengelolaan TSTJ diserahkan pada Unit Pengelola TSTJ pada 2006.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya