SOLOPOS.COM - Tangkapan layar Google Street View Balai Desa Gadungan, Wedi, Klaten, Jumat (6/3/2020).

Solopos.com, KLATEN – Nama desa unik berikut ini ada di Soloraya. Nama-nama desa itu sebagian besar berlokasi di Kabupaten Klaten. Mungkin desa itu salah satunya adalah tempat tinggalmu. Di mana sajakah itu?

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Pertama, Desa Gadungan, Kecamatan Wedi. Mendengar kata “gadungan” mungkin yang terlintas pertama adalah aparat gadungan. Gadungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya jadi-jadian, palsu, bukan yang sebenarnya. Tapi hal itu tidak berlaku bagi Desa Gadungan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Perubahan Pemandangan Sriwedari, Mana Sajakah?

Desa seluas 0,64 kilometer persegi berada tak jauh dari pusat pemerintahan Klaten. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 menunjukkan desa ini dihuni setidaknya 1.558 jiwa. Pada periode yang sama, desa ini memiliki populasi ayam buras terbesar di Kecamatan Wedi dengan jumlah 10.221 ekor.

Desa Jarum, Kecamatan Bayat, juga masuk ke dalam daftar desa dengan nama unik. Pada 2018, desa ini berpenduduk 3.211 jiwa. Jarum merupakan desa wisata dengan produk utamanya adalah batik. Sebagian besar ibu-ibu di desa itu merupakan pengrajin batik.

Korupsi Anggaran Desa: Jumlah Kasus Turun, Tapi Tertinggi Dibanding Sektor Lain

Batik asal Desa Jarum bahkan sampai dikirim ke Amerika, Jepang, dan Korea. Desa ini menjadi klaster penghasil batik bersama tiga desa lainnya dengan sebutan Banjarkeluk yang merupakan singkatan dari Banyuripan, Jarum, Kebon, dan Keluk.

Jika Neil Armstrong disebut sebagai manusia pertama yang menjejakkan kakinya di bulan, percayalah baru orang Klaten yang membangun rumah di Bulan. Di Bulan, setidaknya ada populasi manusia sebanyak 3.527 jiwa pada 2018 lalu.

Virus Corona Mengubah Etiket Bersua Kita

Nama desa unik yang dimaksud adalah Desa Bulan, sebuah desa di Kecamatan Wonosari, Klaten. Selain hunian, di Bulan juga terdapat 590 sepeda, 390 sepeda motor, 8 becak, dan 22 mobil pada 2018 sebagai alat transportasi sehari-hari.

Tak hanya itu, di Bulan juga terdapat 129 hektare sawah sebagai penghasil aneka bahan pangan setiap tahunnya. Sungguh, luar biasa bukan?

Begini Dahsyatnya Erupsi Gunung Merapi 2010

Berikutnya adalah Desa Beku, Kecamatan Karanganom. Meski namanya Beku, desa ini tidak beku seperti berada di kawasan kutub utara. Desa Beku ini berada di timur ibukota kecamatan Karanganom. Di desa ini ada destinasi wisata inklusi yakni fasilitas outbond dan susur sungai bernama Wisata Kampung Banyu Beku (Babe).

Berdekatan dengan Desa Beku ada Desa Jeblog, Kecamatan Karanganom. Namanya memang Jeblog, tapi percayalah jalan di sana tidak ada lagi yang jeblok selama musim hujan. Kini jalan-jalan di desa setempat dibangun dengan aspal dan beton.

Mematahkan Mitos Pulung Gantung Di Gunungkidul

Jeblog dikenal sebagai desa penghasil ikan. Dalam setahun, Jeblog bisa menghasilkan 5-7 ton ikan nila untuk pasar Soloraya hingga Semarang. Capaian itu bukan prestasi yang dinilai jeblok kan?

Nama desa unik lainnya adalah Desa Bawukan di Kecamatan Kemalang. Dalam bahasa Jawa, kata bawukan dipakai untuk menyebut alat kelamin perempuan. Belum ada informasi resmi bagaimana asal usul desa ini bernama Bawukan.

AJI Dan PWI Kecam Praktik Wartawan Abal-Abal Di Soloraya

Desa dengan ketinggian 521 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini memiliki luas 335,6 ha. Di dalamnya dihuni oleh setidaknya 4.104 jiwa pada 2018. Desa ini merupakan penghasil padi, jagung, dan singkong.

Ada kisah menarik di Bawukan soal keberadaan macan. Pada suatu pagi cerah Juni 2013, warga yang sedang kerja bakti tiba-tiba mendengar suara auman macan. Suara itu terdengar jelas sekali sehingga orang-orang yang sedang kerja bakti berhamburan meninggalkan lokasi untuk menghindari.

PKn Progresif, Arah Baru Pendidikan Kewarganegaraan Berkelanjutan

Mereka menduga posisi macan itu sangat dekat sehingga warga memilih mencari tempat aman. Meski mendengar auman macan, tak seorang pun yang melihat bagaimana wujud macan itu sebetulnya.

Nama desa unik juga ada di Kabupaten Boyolali. Salah satunya Desa Pinggir, Kecamatan Karanggede. Kendati bernama Pinggir, tidak berarti posisinya berada di pinggir kabupaten. Jarak desa seluas 227 hektare ini ke ibukota kabupaten hanya 28 km. Jumlah itu lebih dekat ketimbang desa tetangganya Desa Klumpit dengan 42 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Boyolali.

Mengenal Sosok Sudarmadji, "Bapak Operasi Zebra"



Berikutnya ada Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro. Desa Garangan merupakan ibukota kecamatan Wonosamudro hasil pemekaran Kecamatan Wonogsegoro pada 2019. Di desa itu keberadaan infrastruktur masih menjadi permasalahan utama.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, garangan merupakan sejenis musang yang suka sekali memakan ular. Faktanya, penduduk Desa Garangan merupakan warga yang memiliki etos kerja tinggi. Pada 2016, Desa Garangan menghasilkan jagung sebanyak 1.779 ton jagung dari luas lahan 312 hektare.

Arab Saudi Terancam Kehilangan Triliunan Rupiah Dari Umrah

Lalu, apakah salah satu nama desa di atas adalah tempat tinggalmu?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya