SOLOPOS.COM - Kendaraan angkutan umum terlihat mengetem menunggu penumpang di Pasar Sunggingan, Boyolali, Senin (4/10/2021). Pandemi Covid-19 membuat pendapatan sopir angkutan umum merosot. (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI–Keberadaan angkutan umum penting untuk memberikan keselamatan dan keamanan bagi penggunanya. Namun, kesulitan mendapatkan angkutan dan murahnya bepergian naik sepeda motor membuat masyarakat lebih suka naik sepeda motor untuk mobilitas harian.

Seperti daerah lain, Boyolali juga menghadapi kondisi sepi dan menurunnya jumlah angkutan umum. Hal ini dipicu oleh meningkatnya jumlah kendaraan pribadi, terutama sepeda motor. Belum lagi hadirnya taksi online dan sulitnya akses yang membuat angkutan umum kurang diminati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Di tempatku lebih worth it naik sepeda motor daripada naik angkot. Jatuhnya sama. Naik angkot  dari tempatku Rp3.000. Kalau PP Rp6.000. Kalau pakai motor pribadi, juga jatuhnya segitu. Bahkan bisa buat PP sehari lebih untuk seliter bensin,” kata salah satu pengguna angkutan umum asal Singosari, Mojosongo, Boyolali, Diyana Putri Hidayah.

Baca Juga: Anak di Bawah 12 Tahun Dilarang, Objek Wisata Klaten Minta Kaji Ulang

Selain itu, untuk naik angkot terasa ribet. Ia harus berjalan sejauh dua kilometer ke lokasi tempat menunggu angkot. Apabila terlambat, ia tidak akan mendapatkan angkot. Maka, ia harus naik ojek lagi menuju tempat pemberhentian angkot dengan trayek berbeda.

“Sekarang tinggal dua mobil yang lewat. Kalau pagi harus pagi banget. Jam 6.00 kurang harus sudah sampai tempat menunggu angkot. Lebih dari itu gak dapat angkot,” tutur dia.

Menurut Diyana, ia lebih menyukai naik angkot ketimbang naik sepeda motor untuk bepergian. Apalagi, sulitnya mendapatkan angkot membuat banyak anak sekolah pergi ke sekolah menaiki sepeda motor.

Baca Juga: HUT Ke-76 TNI, Dandim Wonogiri Komitmen Jaga Sinergi

Hal ini justru meningkatkan risiko mereka saat di jalan baik tabrakan maupun kriminal. “Penginnya lebih banyak angkot. Miris lihat anak SMP kecil-kecil pada naik motor. Kadang kecelakaan di jalan atau nyerempet orang. Kalau naik motor sendiri kan masih kecil rawan kejahatan,” ujar Diyana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya