SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Foto: Dokumentasi)

Ilustrasi (Foto: Dokumentasi)

WONOGIRI—Kasus baru anak usia balita sepanjang 2012 meningkat hampir 100%. Tahun 2011, kasus baru gizi buruk mencapai 105 kasus. Sedangkan Januari-September 2012 tercatat ada 202 kasus baru.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, Widodo, melalui Kepala Seksi (Kasi) Upaya Kesehatan Keluarga dan Gizi, Yeria Heru Indarti, menjelaskan peningkatan kasus baru sepanjang 2012 terjadi karena beberapa sebab.

“Sebab paling umum adalah kemiskinan. Tapi tidak bisa juga dikatakan tahun 2012 masyarakat Wonogiri lebih miskin dari 2011. Karena gizi buruk juga berkaitan dengan adanya penyakit kronis yang bisa bisa disebabkan penyakit bawaan,” terang Yeria, kepada Solopos.com, Kamis (22/11/2012).

Dia menambahkan sebab lain kasus gizi buruk adalah kesalahan pola asuh. Yeria menuturkan di Wonogiri banyaknya orangtua yang meninggalkan anaknya di desa lantaran ditinggal merantau ke kota. Kondisi ini membuat pengawasan makanan anak kurang, sehingga memicu kurang gizi yang selanjutnya berujung pada gizi buruk.

Sementara itu, saat ditemui wartawan sebelumnya, di ruang kerjanya, Rabu (21/11), dia menegaskan kendati jumlah kasus baru tinggi, jajaran DKK Wonogiri bersama puskesmas dan posyandu telah melakukan upaya penanganan. Upaya itu dinilai cukup berhasil sebab sampai September, hanya ada 72 kasus gizi buruk yang masih berjalan. Sisanya sudah tertangani.

Yeria menjelaskan kasus gizi buruk diawali dengan deteksi kurang gizi yang ditandai berat dan tinggi anak di bawah garis merah pada kartu menuju sehat (KMS). Pada tingkat itu, selama September, ada 485 kasus. Selanjutnya, dilakukan penanganan dengan program makanan tambahan (PMT) dan pemantauan.

Setelah penanganan tersebut, angka kurang gizi ditetapkan lagi berdasarkan berat badan menurut umum (BBU). Di tingkat ini pihaknya mencatat ada 287 kasus.

Berikutnya, setelah dilakukan berbagai penanganan, termasuk pelayanan kesehatan di klinik gizi, jumlah anak balita yang mengalami gizi buruk berdasarkan berat badan dan tinggi badan (BBTB) menyusut menjadi 72 anak. Sebagai informasi, peride sama tahun lalu, September 2011, gizi buruk hanya menimpa 35 anak.

“Biasanya gizi buruk itu karena menderita penyakit kronis, sehingga upaya penanganan standar, seperti PMT, pemberian multivitamin, dan lainnya, tidak membawa hasil,” sambung Yeria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya