SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, BOYOLALI -- Nilai Alokasi Dana Desa (ADD) Kabupaten Boyolali tahun 2020 naik sekitar 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara nilai Dana Desa (DD) tetap.

Data yang dihimpun dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali, Senin (20/1/2020), diketahui nilai ADD yang akan didistribusikan ke 261 desa se-Boyolali sebesar Rp119.569.044.000.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Nilai ADD ini naik sekitar Rp10 miliar dari tahun sebelumnya yang ada pada kisaran Rp109 miliar. Sementara nilai DD tetap sejumlah Rp219.802.085.000.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali, Purwanto, menyebutkan kenaikan ADD sejalan dengan kenaikan siltap perangkat desa yang mulai berlaku di tahun 2020.

Kenaikan itu mencakup siltap Kepala Desa (Kades) yang naik Rp500.000 dari sebelumnya Rp3,5 juta menjadi Rp4 juta; siltap Sekretaris Desa (Sekdes) yang naik Rp200.000 dari Rp2,6 juta menjadi Rp2,8 juta; dan siltap Perangkat Desa (Perdes) yang naik Rp300.000 dari semula Rp1,9 juta menjadi Rp2,2 juta.

Kenaikan tersebut masih ditambah dengan pembayaran siltap RT dan RW mulai 2020 senilai Rp150.000 per bulan yang dibayarkan tiap tiga bulan sekali.

Disinggung mengenai tambahan kendaraan baru berupa satu unit Yamaha N-Max bagi Kades, Purwanto mengatakan biaya operasionalnya ditentukan oleh masing-masing desa dan tidak diberi patokan kenaikan seperti kenaikan siltap.

“Jadi kalau hanya masalah kendaraan operasional tidak terlalu berpengaruh,” ujar Purwanto.

Kendati begitu, dirinya menegaskan kenaikan dana itu harus cukup untuk mengkaver semua siltap unsur pemerintahan desa. Jika tidak, uang siltap bisa dialokasikan dari pendapatan asli desa (PAD) yang lain seperti retribusi dan lelang tanah kas.

Di lain sisi, terkait DD yang tidak mengalami kenaikan, Purwanto berujar penentuan besaran DD untuk masing-masing kabupaten dilihat dari berbagai faktor, seperti jumlah desa katagori miskin atau tertinggal, jumlah keluarga miskin, dan rata-rata PAD tiap-tiap desa di kabupaten tersebut.

Sehingga jika DD tidak naik, ada kemungkinan karena jumlah keluarga miskin di Boyolali turun dan kesejahteraan sosial yang membaik.

Terkait pemanfaatan DD, Purwanto menyerahkan sepenuhnya kepada tiap-tiap desa sesuai dengan kesepakatan musyawarah perencanaan dan pembangunan desa (Musrenbangdes).

Sebagian besar desa memang lebih banyak mengalokasikannya untuk pembangunan fisik, namun Purwanto berharap tetap ada alokasi untuk pemberdayaan masyarakat.

“Harapannya 60 (60% pembangunan fisik) dan 40 (40% pemberdayaan masyarakat) tapi dikembalikan lagi kepada desa tergantung kebutuhan, kalau masih butuh pembangunan fisik, prioritaskan fisik dulu,” imbuh dia.

Saluran Irobayan Ngemplak Boyolali Ditutup Sementara, Ini Sebabnya

Terpisah, Kepala Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak, Surahmin, mengatakan tahun ini desanya mendapatkan DD senilai Rp1,03 miliar. Dana ini naik dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp959 juta. Sementara jatah ADD senilai Rp542 juta juga naik dari tahun sebelumnya yang hanya senilai Rp495 juta.

“Untuk ADD kenaikan untuk membayar kenaikan gaji, kalau DD prioritas pembangunan fisik dan ada alokasi pemberdayaan,” ujar Surahmin ketika ditemui di kantornya Jumat (17/1/2020) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya