SOLOPOS.COM -  Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko menyampaikan kekecewannya atas keputusan Kemendikbud Ristek yang tidak mengusulkan reog Ponorogo ke UNESCO, Jumat (8/4/2022). (Istimewa/Pemkab Ponorogo)

Solopos.com, PONOROGO — Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengaku kecewa atas keputusan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang tidak mendaftarkan reog Ponorogo ke UNESCO.

Justru Kemendikbud Ristek lebih mengutamakan jamu untuk didaftarkan sebagai warisan budaya takbenda UNESCO.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Kami kaget dengan keputusan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim yang secara nyata lebih memilih jamu dibandingkan dengan memilih kesenian adhi luhung reog Ponorogo untuk diusulkan ke dalam daftar ICH UNESCO. Ini bukti bahwa pemerintah abai terhadap pelestarian dan pemajuan kebudayaan asli rakyat Indonesia,” kata Sugiri dalam siaran pers, Kamis (8/4/2022).

Baca Juga: Ratusan Seniman Desak Pemerintah Daftarkan Reog Ponorogo ke UNESCO

Sugiri mengaku kecewa atas keputusan Kemendikbud Ristek yang lebih memilih jamu dibandingkan reog untuk segera didaftarkan ke UNESCO. Padahal, saat ini reog sangat mendesak untuk didaftarkan ke UNESCO. Terlebih saat ini ada upaya dari negara tetangga yang mengkalim reog sebagai kebudayaannya.

“Kami tidak kecewa, kami tidak gelo. Tapi kami nelangsa. Reog yang merupakan usulan dari rakyat kecil, justru dikalahkan oleh korporasi jamu. Saya sedang tidak memandang jamu itu tidak baik. Jamu itu luar biasa, baik. Akan tetapi di situasi pandemi, reog kami terancam punah karena tidak bisa manggung. Kami enggak bisa main. Ini berdampak kepada berbagai hal. Apalagi Malaysia juga mengusulkan reog ke UNESCO,” jelas dia.

Sugiri juga menilai Mendikbudristek melanggar petunjuk pengusulan UNESCO. Dalam petunjuk operasional ICH UNESCO terdapat tiga prioritas dalam menentukan berkas usulan. Kelompok prioritas pertama adalah berkas dari negara yang belum pernah sama sekali memiliki elemen yang terinkripsi, praktik perlindungan terbaik yang terpilih atau yang mendapatkan bantuan internasional lebih dari US$100.000 dan berkas nominasi yang masuk dalam daftar warisan budaya tak benda yang membutuhkan perlindungan mendesak.

Baca Juga: Pernikahan Sedarah Marak di Ponorogo, Waspada Dampaknya Bagi Keturunan

“Kesenian adhi luhung reog Ponorogo menjadi satu-satunya warisan budaya yang masuk dalam prioritas pertama yang diusulkan dalam berkas usulan daftar warisan budaya tak benda yang membutuhkan perlindungan mendesak. Sementara warisan budaya yang lain tidak masuk dalam prioritas tersebut. Mengapa Mas Nadiem tidak memilih reog Ponorogo sebagai pengusulan berkas nominasi yang masuk dalam daftar wrisan budaya tak benda yang membutuhkan perlindungan mendesak,” tegasnya.

Dia berharap menteri Nadiem bisa berpikir jernih dan memikirkan ulang terkait pengusulan tersebut. Jangan sampai nantinya malah menyesal karena reog lebih dahulu diklaim oleh negara tetangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya