SOLOPOS.COM - Mendikbud Nadiem Makarim. (Okezone)

Solopos.com, SOLO – Sistem zonasi penerimaan siswa baru bakal dilonggarkan. Komposisi kuota diubah sedemikian rupa agar siswa berprestasi bisa memilih sekolah favorit. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Mendikbud, Nadiem Makarim.

Sistem zonasi sebelumnya membagi kuota siswa baru dengan formula 80 persen siswa di zona lokal, 15 persen siswa berprestasi, dan lima persen siswa perpindahan. Komposisi kuota terserbut bakal diubah agar lebih longgar. Sekaligus memberi peluang bagi siswa berprestasi yang punya target masuk sekolah tertentu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Jadi arahan kebijakan ke depannya adalah sedikit kelonggaran kita memberikan di zonasi. Yang tadinya prestasi 15% sekarang jalur prestasi kami perbolehkan sampai 30%. Jadi bagi orang tua yang sangat semangat mem-push anaknya untuk mendapatkan angka-angka yang baik untuk mendapatkan prestasi yang baik, inilah menjadi kesempatan untuk mereka untuk mencapai sekolah yang mereka inginkan," tutur Nadiem Makarim, seperti dilansir Detik.com.

Ganjar Pranowo: Zonasi Solusi Penyamarataan Pendidikan

Pernyataan itu disampaikan Nadiem Makarim dalam rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia di Jakarta, Rabu (11/12/2019). Dengan kebijakan terbaru itu, maka kuota siswa yang berada dalam zonasi sekolah bakal dikecilkan.

Bila sebelumnya kebijakan zonasi mengalokasikan 80% untuk siswa sekitar zona sekolah, kini diturunkan menjadi 50%. Kuota jalur afirmasi untuk pemegang Kartu Indonesia Pintar tidak diubah, alias tetap 15%. Sementara kuota untuk jalur perpindahan domisili orang tua juga tetap 5%.

Jadi, berikut kuota sistem zonasi terbaru:

50% untuk jalur zonasi

30% untuk jalur prestasi

15% untuk jalur afirmasi

5% untuk jalur perpindahan domisili orang tua.

Ini Maksud Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter Pengganti UN 2021

Kebijakan zonasi terbaru dibuat dengan semangat pemerataan pendidikan Indonesia. Namun, Nadiem Makarim sadar target itu tidak cukup diatasi dengan sistem zonasi saja. Melainkan diimbangi dengan pemerataan kualitas guru.

Kebijakan zonasi juga menghapus label sekolah favorit. Tapi, kini Nadiem Makarim justru menghendaki anak-anak prestasi bebas menentukan sekolah idaman.

"Zonasi masih bisa mengakomodir anak-anak berprestasi. Kita memberi langkah pertama kemerdekaan belajar di Indonesia," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya