SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KARANGANYAR — Orang yang disebut-sebut sebagai nabi palsu berinisial S membantah keras apabila ajarannya menyimpang dari syariat Islam. Dia menilai desas-desus munculnya nabi palsu tersebut sebagai fitnah untuk membubarkan alirannya.

Warga Desa Girilayu, Kecamatan Matesih tersebut menyangkal apabila seluruh tuduhan yang ditujukan kepada dirinya termasuk menjadi nabi palsu. Menurutnya, syahadat yang mereka yakni sama dengan ajaran Islam. Tak hanya itu, Alquran menjadi pegangan dan tuntunan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Itu semua tidak benar, tidak ada yang mengaku nabi palsu. Alquran menjadi pegangan utama seperti umat Islam lainnya,” katanya kepada Solopos.com,Sabtu (2/2/2013).

Dia juga membantah keras apabila ajaran kelompoknya bertentangan dengan akidah Islam seperti ritual haji di puncak Gunung Lawu dan berkurban dengan buah pepaya. Menurutnya, isu tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak ada buktinya.

“Kok nyleneh banget, ritual haji kok di Gunung Lawu. Saudara saya naik haji ke Tanah Suci kemaren, isu itu tidak masuk akal,” ujarnya.

Selama ini, pihaknya mengaku belum pernah menerima surat dari Kementerian Agama (Kemenag) Karanganyar yang berisi panggilan untuk melakukan pertemuan membahas ajaran kelompoknya. Kendati demikian, dia mengaku siap berdialog dengan pihak Kemenag Karanganyar. Apalagi, dia mengaku telah bertemu dengan Muspika Matesih untuk meluruskan kabar munculnya nabi palsu tersebut.

“Kemarin, saya beribadah Salat Jumat bersama Muspika Matesih, kami adalah orang Islam ya melaksanakan syariat Islam,” jelasnya.

Sementara Kapolsek Matesih, AKP Heri Ekanto, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Nazirwan Adji Wibowo mengatakan pihaknya telah mengetahui kabar munculnya nabi palsu yang menghebohkan publik Bumi Intanpari. Kendati demikian, pihaknya belum dapat memberikan komentar terkait seorang warga Matesih yang disebut-sebut sebagai nabi palsu.

Sebelumnya, Kasi Penamas dan Pekapontren Kemenag Karanganyar, Nur Hadi, menyatakan pihaknya masih meneliti ajaran kelompok S. Pihaknya bakal menelusuri apakah aliran tersebut menyimpang dari syariat Islam atau tidak.

Menurutnya, kelompok tersebut bukan organisasi atau lembaga namun hanya komunitas yang terdiri dari pengikut kelompok S. Jumlahnya pun tak bisa dipastikan karena sifatnya tertutup atau eksklusif. Orang lain yang tidak menjadi pengikut aliran tersebut tidak diperbolehkan mengikuti pengajian yang digelar secara rutin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya