SOLOPOS.COM - Ilustrasi kehidupan pengungsi Rohingya di Bangladesh (Mohammad Ponir Hossain/Reuters).

Myanmar dan Bangladesh sepakat memulangkan pengungsi Rohingya.

Solopos.com, RAKHINE – Pemerintah Myanmar dan Bangladesh telah menandatangani kesepakatan soal pengungsi Rohingya. Seperti diketahui, saat ini ratusan ribu warga Rohingya mengungsi di Bangladesh setelah kampung halaman mereka di Rakhine dihancurkan oleh militer Myanmar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam kesepakatan itu, Bangladesh setuju mengembalikan pengungsi Rohingya ke Myanmar. Sementara pihak Myanmar juga menyatakan siap menerima kembalinya para pengungsi dengan tangan terbuka. Kabar bahagia ini disampaikan langsung oleh Penasihat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi, kamis (23/11/2017). Sayangnya, tidak dijelaskan dengan detail apa saja poin pada nota kesepahaman tersebut.

Tapi, seorasng aktivis Rohingya yang tinggal di Eropa, Ro Nay San Lwin, menyebut tindakan Bangladesh mengembalikan pengungsi ke Myanmar tidak tepat. Dia merasa khawatir pengungsi Rohingya kembali mendapat siksaan dari militer Myanmar.

“Saya tidak yakin mereka [pengungsi Rohingya] akan aman berada di Myanmar. Semestinya Bangladesh tidak gegabah memulangkan mereka. Kecuali jika hak dasar mereka sebagai warga negara terjamin,” ungkap Ro Nay San Lwin seperti dikutip Solopos.com dari CNN, Jumat (24/11/2017).

Ratusan ribu warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh membawa kisah tragis soal kekerasan yang dialami. Mereka mengatakan militer Myanmar melakukan pembunuhan massal, pemerkosaan, dan penghancuran. Tindakan kejam ini dinilai sebagai upaya pembersihan etnis.

Oleh sebab itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, melarang pejabatnya berkunjung ke Rakhine. Pengumuman ini disampaikan pihak Kedutaan Besar AS di Myanmar untuk mengantisipasi banyaknya protes terkait tuduhan Tillerson.

“Penyiksaan yang dilakukan militer Myanmar menyebabkan penderitaan luar biasa bagi ratusan ribu orang. Mereka terpaksa meninggalkan rumah untuk mencari perlindungan di Bangladesh,| kata Tillerson.

Rex Tillerson menuding militer Myanmar bertanggung jawab tas kekejaman yang menghebohkan dunia. Dia juga meminta pemerintah Myanmar menghormati hak asasi manusia dan menghukum pihak yang bersalah atas kejadian tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya