SOLOPOS.COM - Staf khusus Kemenristek, Abdul Wahid Maktub, memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Duta Gama Klaten, Kamis (17/11/2016). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Kualitas pendidikan tinggi Indonesia kalah bersaing dengan negara tetangga.

Solopos.com, KLATEN –Kualitas pendidikan di Perguruan Tinggi (PT) di Tanah Air dinilai jeblok dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, kualitas PT di Indonesia sudah kalah bersaing dengan sejumlah PT di Malaysia dan Singapura di tingkat Asia Tenggara.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

Berdasarkan data webometrics yang dijelaskan Staf Khusus Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Abdul Wahid Maktub, saat memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Duta Gama Klaten, Kamis (17/11/2016), tak ada satu pun PT di Indonesia yang masuk 500 PT terbaik di dunia pada 2015/2016.

Ekspedisi Mudik 2024

Beberapa PT di Tanah Air, ungkap dia, hanya menempati peringkat di atas 500 di tingkat dunia. Seperti UGM yang menempati peringkat 781, ITB peringkat 819, UI peringkat 909, Unair menempati peringkat 1.440, dan Unibraw peringkat 1.517.

Ia menyebut eringkat tersebut sudah tertinggal jauh dari beberapa PT di tingkat Asia Tenggara. Dua PT di Singapura sudah menembus 200 PT terbaik dunia di tahun yang sama, yakni NUS yang menempati peringkat 89 dan Nanyang menempati peringkat 193.

Satu PT di Malaysia juga sudah menembus 500 PT terbaik dunia, yakni UM Malaysia yang menempati peringkat 461. Dua PT lainnya menempati urutan 500-an, yakni UTM di peringkat 517 dan USM di peringkat 522.

“Untuk saat ini, sudah ada dua PT yang tembus di peringkat 500-an, seperti UI dan ITB [berdasarkan versi quacquarelli symonds world university ranking, UI menempati peringkat 358 dan ITB menempati 431]. Ke depan, diharapkan bisa bertambah lagi, seperti dari Unair, UGM, dan IPB. Di sinilah tantangan ke depan. Yang terpenting mengubah tekad, kemauan, semangat, niat untuk terus maju,” kata Abdul Wahid Maktub.

Abdul Wahid Maktub mengaku sudah menyiapkan grand design guna mengangkat mutu pendidikan di PT yang diproyeksikan berlangsung 2015-2025.

Grand design itu meliputi deregulation atau menghapus peraturan yang dinilai menghambat, innovation and commercialization atau setiap PT dipersilakan untuk terus berinovasi, world class university atau mengharapkan ada lima PT yang menembus 500 PT terbaik dunia, mission differentation atau pengembangan PT disesuaikan dengan potensi yang ada, affirmation/closing the gap agar mutu antar PT tidak jauh berbeda.

“Sekarang ini berlangsung MEA. Maka harus merespon dengan cepat. Kita perlu ubah pola pikir bahwa kita tidak kalah dengan yang lain. MEA harus menjadi peluang ke depan. Kami optimistis, mutu pendidikan Indonesia akan berkualitas lagi ke depan. PT dan dunia industri harus sinergis. Ke depan, kami bangun 100 science techno park (STP),” katanya.

Hal senada dijelaskan Ketua Komisi Nasional (Komas) Pendidikan, R. Deddy C. Chasbullah. Lembaga pendidikan diharapkan harus siap menghadapi tantangan MEA.

“Kami terus memberikan semangat kepada teman-teman di lingkungan pendidikan dalam menghadapi MEA. Tugas kami mengawasi pendidikan di Indonesia agar betul-betul maju dan siap menghadapi MEA. Pengawasan itu dimulai dari tingkat dasar atau pendidikan anak usia dini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya