SOLOPOS.COM - Ilustrasi garis polisi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Mutilasi bocah Riau, Anjelika Pardede, diwarnai spekulasi adanya motif ilmu hitam.

Solopos.com, PEKANBARU — Penyidik Polda Riau menemukan adanya aksi kekerasan dari korban Anjelika Pardede, 11, sebelum dia dimutilasi. Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo mengatakan penyidik menemukan bukti kekerasan dengan ditemukannya bekas cipratan darah dan bekas tanah.

Promosi Kisah Agen Mitra UMi di Karawang: Penghasilan Bertambah dan Bantu Ekonomi Warga

“Dari temuan itu, kemungkinan korban mengalami aksi kekerasan dengan cara diseret-seret ke tanah dan dianiaya sebelum korban dimutilasi,” kata Guntur, Kamis (31/3/2016).

Penyidik juga menduga bahwa korban sempat melawan pelaku sehingga korban dilumpuhkan dengan kekerasan. Baju dan pakaian lainnya ditemukan tak jauh dari rumah korban di Desa Pandau Jaya, Kampar, Riau, pekan lalu.

Beredar informasi, pelaku melakukan aksi keji itu untuk ilmu hitam. Namun, Guntur belum bisa memastikan spekulasi tersebut sebelum pelaku ditangkap. Penyidik mengalami kendala karena minimnya saksi dalam peristiwa itu.

Sebelumnya, Tim forensik Polda Riau memastikan bahwa Anjelika yang hilang semenjak awal Maret telah menjadi tulang belulang. Sebelum tulang belulangnya ditemukan, Anjelika Pardde dikabarkan menghilang dari rumahnya. Saksi melihat bahwa bocah kelas V SD itu pergi bersama seorang yang tak dikenal.

Ayah kandung korban, Salomon Pardede melaporkannya ke Mapolsek Siak Hulu. Namun tak digubris, Salomon sempat merasa kecewa dengan pelayanan dan penanganan polisi. Kasus ini diambil alih Polda Riau pada 28 Maret silam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya