SOLOPOS.COM - Komjen Pol Budi Waseso (saat masih menjadi Kabareskrim/kiri) mendampingi Kapolri Jenderal Pol Kapolri Jenderal Badrodin Haiti (kanan) saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait penangkapan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (1/5/2015). Kapolri mengatakan penangkapan penyidik KPK dilakukan untuk melengkapi berkas Novel Baswedan sesuai dengan petunjuk jaksa. (JIBI/Solopos/Antara/M Agung Rajasa)

Mutasi Polri terkait jabatan Kabareskrim terus berembus dengan spekulasi bahwa Budi Waseso dicopot.

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia Police Watch (IPW) bereaksi keras atas polemik pencopotan Komjen Pol. Budi Waseso. Menurut IPW, jika benar nantinya Budi Waseso dicopot dari jabatannya sebagai Kabareskrim, maka ini menjadi kemenangan koruptor.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

“Para koruptor yang selama ini disisir, geledah, dan disapu bersih Buwas [Budi Waseso] berhasil melakukan perlawanan dan menjungkalkan Kabareskrim itu,” kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan tertulis, Kamis (3/9/2015).

Menurut dia, elite penguasa bukannya melindungi, malah ramai-ramai ikut menghabisi karier Budi Waseso di Bareskrim Polri. Padahal, katanya, salah satu poin dari konsep Nawacita Presiden Jokowi adalah pemberantasan korupsi. Tapi polisi yang agresif memberantas korupsi justru dihabisi.

Ironisnya, katanya, para aktivis dan LSM antikorupsi diam dan tutup mulut melihat kondisi ini. Mereka seakan tidak peduli kinerja Buwas yang sudah mengungkap kasus-kasus korupsi besar.

“Ada apa? Sementara jika KPK disentuh sedikit saja para aktivis dan LSM anti korupsi teriak teriak kencang. Apakah sikap diam mereka karena Bareskrim berniat akan membongkar aliran dana KPK ke sejumlah LSM anti korupsi tersebut, sehingga mereka merasa bersyukur Buwas dihabisi?”

IPW menduga dihabisinya Buwas akibat adanya persekongkolan para koruptor, konglomerat hitam, dan tersentuhnya bisnis para pejabat akibat sepak terjang Buwas memberantas korupsi. Pemberantasan korupsi yang dilakukan Buwas dianggap sudah menimbulkan kegaduhan.

Neta memuji prestasi Buwas bisa terbilang jauh di atas rata rata sehingga Polri benar-benar bisa mengimbangi kerja KPK. Polri, kata Neta, terlihat bermartabat dengan prestasi Buwas. Dengan dihabisinya Buwas, dikhawatirkan kinerja Polri akan kembali terpuruk.

“Jajaran Polri akan trauma sehingga koruptor, konglomerat hitam, dan para pejabat yang berkolusi akan semakin berjaya. Nawacita dan revolusi mental Jokowi tinggal kenangan,” katanya.

Di luar opini Neta S. Pane, Budi Waseso menjadi sorotan sejak polemik KPK vs Polri. Jauh sebelum spekulasi pencopotan Budi Waseso pekan ini, desakan pencopotan mantan Kapolda Gorontalo itu sudah terdengar sejak Februari lalu. Terus dilanjutkannya kasus-kasus yang menyeret pimpinan KPK nonaktif oleh polisi membuat Ketua Tim Sembilan, Syafii Maarif, mendesak agar Budi Waseso dicopot.

“Biang keroknya di Bareskrim, itu udah lah, dicopot saja itu. Yang bikin kacau itu, siapa kepalanya? Kabareskrim kan,” kata Syafii Maarif dalam wawancara jarak jauh dengan Kompas TV di Jakarta, Selasa (24/2/2015) malam. “Jangan tiru mental lele, kalau mau makan tunggu banyak dulu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya