SOLOPOS.COM - Warga melintas didepan restoran Burger King pasca penyerangan teroris di pos polisi dan sejumlah gedung di Sarinah Thamrin Jakarta, Jumat (15/1/2016). Serangan teroris pada Kamis (14/1/2016) tersebut mengakibatkan beberap tempat dan kendaraan mengalami rusak berat . (JIBI/Solopos/Antara/Muhammad Adimaja)

Mutasi Polri yang melibatkan Tito Karnavian menuai dukungan. Kapolda Metro Jaya itu segera dilantik menjadi Kepala BNPT.

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ade Komaruddin, mendukung keputusan Polri mengangkat Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Tito Karnavian sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Hal ini dinilai sebagai langkah yang bagus mengatasi terorisme di Indonesia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Beliau [Tito Karnavian] di sana [Polda Metro Jaya] bagus banget, beliau perwira yang handal berprestasi jadi dapat tempat di BNPT yang beruntung di negara ini,” tuturnya, Selasa (15/3/2016).

Senada dengan Ade, politikus Partai Demokrat yang juga merupakan anggota Komisi III DPR, Ruhut Sitompul, menilai pemilihan Tito sebagai Kepala BNPT merupakan hak dan wewenang Polri. Ruhut memandang Tito memiliki prestasi yang baik sehingga layak untuk menjabat sebagai Kepala BNPT.

“Hak dan wewenang Kapolri harus dihormati. Bagi saya, Tito merupakan salah satu polisi yang sangat berprestasi. Melihat mungkin umurnya masih sangat muda jadi dia lebih baik di BNPT. Tapi itu paling tidak merupakan sebuah promosi,” tuturnya. Pelantikan Tito Karnavian sebagai kepala BNPT rencananya akan digelar pada Rabu besok (16/3/2016) di Istana Negara.

Sebelumnya, dalam keterangan tertulis, Indonesia Police Watch (IPW) mendukung langkah Polri mengangkat Tito sebagai Kepala BNPT. Ketua Presidium IPW Neta S. Pane mengatakan dengan dilantiknya Tito menjadi Kepala BNPT, pemberantasan terorisme di Indonesia berjalan profesional dan proporsional.

Menurut dia, selama ini kinerja Densus 88 yang sudah maksimal memberantas aksi terorisme kerap dikeluhkan masyarakat. Sebab, sambungnya, Densus 88 di lapangan kerap menjadi algojo yang mengeksekusi mati para tersangka teroris. Akibatnya, menurut dia. mata rantai jaringan terorisme menjadi terputus dan Densus 88 menjadi abai terhadap tugas utama Polri yang harus melumpuhkan tersangka.

Tito bukanlah orang baru dalam hal pemberantasan terorisme, tapi tetap perlu meningkatkan kewaspadaan dan bersikap tegas dalam menindak serta membersihkan kantong-kantong terorisme di Indonesia. “Diharapkan gerakan aksi-aksi teror tidak terjadi lagi di Tanah Air,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya