SOLOPOS.COM - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat (kanan) memukul gong tanda dibukanya Musyawarah Provinsi (Musprov) API Jateng, di Diamond Solo Convention Center (DSCC), Selasa (21/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat (kanan) memukul gong tanda dibukanya Musyawarah Provinsi (Musprov) API Jateng, di Diamond Solo Convention Center (DSCC), Selasa (21/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO — Relokasi puluhan industri dari wilayah Jabodetabek ke Jawa Tengah dipastikan bakal memakan ribuan hektare lahan. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) juga memprediksi, jika relokasi industri itu terealisasi maka bakal menyerap kisaran 60.000 tenaga kerja tiap tahunnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat, menyampaikan ada sekitar 60-an perusahaan dari Jabodetabek bahkan ada yang dari luar negeri mau relokasi di Jawa Tengah. Dan ada satu perusahaan yang butuh luas lahan mencapai 1.000 hektare hingga 1.500 hektare.
“Saya belum bisa sebutkan itu perusahaan mana, tapi itu perusahaan sudah sangat senior. Mereka ahli di bidang kawasan industri dan rencananya mau bangun di Jawa Tengah,” kata Ade, saat ditemui wartawan, seusai Musyawarah Provinsi (Musprov) API Jateng, di Diamond Solo Convention Center (DSCC), Selasa (21/5/2013). Musprov API Jateng kembali memilih Direktur Danar Hadi, Dewanto Kusumo Wibowo, sebagai Ketua API Jateng.

Ade melanjutkan, pihaknya berharap industri yang merelokasi pabriknya ke Jateng bisa meningkatkan kapasitas desain industrinya agar lebih besar, lebih ramah lingkungan dan lebih community friendly.

“Yang jelas harus lebih menjaga hubungan kerja yang baik.” Dari perkiraan serapan tenaga kerja 60.000 orang per tahun, nantinya juga akan banyak mengarah pada kebutuhan tenaga kerja profesional, tidak sekadar buruh pabrik.

Selain satu industri yang butuh lahan hingga 1.500 hektare itu, Ade menyampaikan puluhan industri lain yang masuk ke Jateng rata-rata butuh lahan kisaran 5-10 hektare saja. Dan dia berharap Pemprov Jateng bisa bijak dalam menerima industri-industri yang masuk ke Jateng. “Pemerintah harus mengklasifikasikan kekuatan beberapa industri itu, apakah padat modal atau padat karya, tidak dalam satu kandang agar tidak terjadi disharmonisasi antarindustri.”

Sementara itu, Ketua API Jateng terpilih, Dewanto Kusumo Wibowo, relokasi industri yang masuk ke Jateng tidak hanya dari wilayah Jabodetabek saja melainkan dari luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya