Muslich Edy Wibowo, nyaman di desa...

Muslich Edy Wibowo. (JIBI/SOLOPOS/Yusmei Sawitri)

(Solopos.com)–Bisa selalu dekat dengan keluarga menjadi alasan kuat mengapa Muslich Edy Wibowo mengakhiri perantauannya di Jakarta. Bersamaan dengan krisis ekonomi yang menghantam Indonesia, pria yang akrab disapa Bowo tersebut, akhirnya memilih pulang kampung ke Desa Tawengan, Kecamatan Sambi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Suami dari Sri Imnuryatun kini menjabat sebagai kepala Desa Tawengan, Kecamatan Sambi, Boyolali.  Bowo pun bertekad ingin membangun desanya menjadi lebih baik. Itu dianggap sebagai tugas melekat sebagai orang nomor satu di Desa Tawengan.

“Saya pernah merantau di Jakarta, tepatnya di sebuah kantor akuntan publik di Ciledug. Ya kerja kecil-kecilan. Tapi setelah  krisis ekonomi, saya memutuskan pulang ke desa. Rasanya di desa ini lebih nyaman. Apalagi bisa selalu dekat dengan keluarga,” tutur Bowo, ketika ditemui Espos di Balai Desa Tawengan, awal pekan ini.

Memimpin Tawengan menurut Bowo susah namun juga gampang. Semua dijalaninya seperti air mengalir. Kalau ada permasalahan yang datang selalu dihadapinya dengan tenang. Termasuk persoalan minimnya dana untuk pembangunan, hingga minimnya air untuk pengairan pertanian di desa tersebut.

“Jalan-jalan di desa ini kondisinya memang jauh dari ideal. Hanya satu dukuh yang benar-benar sudah beraspal. Jalan lainnya belum. Sebagai pengurus desa, langkah yang bisa kami lakukan ya berusaha mengajukan proposal ke Pemkab,” tutur Bowo.

Masalah lain yang dihadapi desanya adalah terkait pengairan. Beberapa wilayah di desa itu sawahnya berjenis tadah hujan. Alhasil hasil panenannya sangat tergantung dengan kondisi cuaca. Bukan tak mungkin, dalam setahun hanya panen satu kali karena musin hujannya pendek.

“Yang jelas beberapa dukuh di desa ini juga membutuhkan sumur dalam karena tidak ada aliran irigasi sama sekali,” pungkasnya.

(Yusmei Sawitri)