SOLOPOS.COM - Pengerukan di Waduk Delingan (Dok/Solopos)

Pengerukan di Waduk Delingan (Dok/Solopos)

Pengerukan di Waduk Delingan (Dok/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Puluhan petani yang menanam padi di area Waduk Delingan, Karanganyar, mulai ketir-ketir. Petani khawatir padi yang baru mereka tanam sebulan lalu bakal terendam air jika intensitas hujan terus meningkat.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Senin (28/10/2013), waduk yang terletak di Kelurahan Delingan, Karanganyar itu mulai kembali terisi air setelah sempat mengering beberapa waktu lalu. Tingginya curah hujan selama  sepekan terakhir membuat volume waduk kembali meningkat.

Sementara, warga sekitar telah terlanjur membuka area untuk bersawah di sebagian kawasan waduk. Hingga kini, rata-rata usia padi baru mencapai 37 hari, sehingga baru dapat dipanen sekitar dua bulan mendatang.

Salah seorang warga Dusun Sengon Kerep RT 004/ RW 005, Delingan, Sutar, 52, mengaku sangat khawatir bakal gagal panen seperti tahun lalu.

“Saya sudah tiga kali ini menanam padi di waduk, tapi tahun lalu gagal panen. Padinya baru njebul sudah terendam air, ya sudah cuma bisa pasrah,” ucap dia saat dijumpai Solopos.com tengah menyiangi tanaman padi di Waduk Lalung, Senin pagi.

Padahal, Sutar telah berutang hingga lebih dari Rp1 juta untuk modal menanam padi. Dia nekat menanam padi di Waduk Delingan karena tidak memiliki sawah.
Menurutnya, terdapat sekitar 25 warga Delingan yang notabene tidak memiliki sawah dan mencoba peruntungan dengan menanam padi di area waduk.

“Kalau punya sawah ya enggak mungkin saya menanam padi di sini, ini niatnya aji mumpung. Mumpung waduk kering, saya menanam padi, kan kalau bisa panen lumayan untuk membayar utang dan makan,” keluh dia.

Sementara itu, Pegawai Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Karanganyar yang bertugas mengelola Waduk Delingan, Suharno, mengatakan pihaknya telah memperingatkan warga untuk tidak menanam padi di area waduk.

Menurutnya, waduk tidak akan mengering dalam waktu lama karena pada medio Oktober telah memasuki musim penghujan.

“Sudah saya ingatkan, paling kering sebentar setelah itu pasti mulai turun hujan. Namun, warga tidak menghiraukan peringatan itu,” terang dia.

Suharno memprediksi persawahan di tepian waduk akan terendam jika hujan deras turun selama tiga hari berturut-turut.

“Sebenarnya ya kasihan. Mereka enggak punya sawah, bahkan rela utang dan menjual ternak untuk modal menanam padi, tapi mau bagaimana lagi,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya