SOLOPOS.COM - Ilustrasi hujan. (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Musim penghujan belum datang, baru musim pancaroba, meskipun hujan sudah merata di Jatim.

Madiunpos.com, SURABAYA — Hujan sudah merata turun di Jawa Timur meskipun musim penghujan belum lagi datang. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya menyebutkan, saat ini, Jatim masih memasuki musim pancaroba.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anggota staf Informasi dan Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo, Selasa (17/11/2015), mengemukakan curah hujan di wilayah Jatim sudah cukup merata. Kendati, menurut dia, belum sampai dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama.

“Curah hujan cukup merata, baik selatan, tengah maupun utara. Tapi masih dengan durasi pendek dan intensitas ringan hingga sedang,” katanya di Surabaya, , menanggapi semakin dekatnya musim hujan di daerah ini.

Wilayah Jatim diprakirakan akan masuk musim penghujan pada dasarian akhir November hingga dasarian awal Desember 2015, tergantung daerah masing-masing. Menurut Eko, Jatim saat ini masih masuk musim pancaroba atau masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Meski demikian, sejumlah daerah di Jatim bagian selatan, tengah maupun utara kini sudah mulai diguyur hujan, seperti Malang, Batu, Jember, Bondowoso, Jombang bagian selatan, Kediri bagian timur, Blitar bagian utara, Probolinggo bagian selatan, Lumajang, dan Bojonegoro.

Angin Sulit Diprediksi
Disinggung potensi terjadinya angin kencang dan angin puting beliung pada masa pancaroba ia menjelaskan bahwa fenomena tersebut tidak bisa diprakirakan dan tidak tampak dalam pantauan radar. “Karena itu, masyarakat tetap harus waspada sebab angin kencang dan angin puting beliung biasa terjadi pada masa pancaroba,” ucapnya.

Selain ancaman angin kencang dan angin puting beliung, ia juga mengingatkan perlunya langkah antisipatif semua pihak terhadap kemungkinan terjadinya banjir dan tanah longsor. “Kalau curah hujan pada musim hujan tahun ini relatif normal, tapi ancaman bisa terhadp kalau kualitas lingkungannya tidak terjaga,” tutur Eko yang magister bidang lingkungan tersebut, menambahkan.

Gelombang Kondusif
Sementara itu, tinggi gelombang Laut Jawa di utara Pulau Jawa dan Samudera Hindia di selatan Pulau Jawa dalam beberapa hari ke depan diprakirakan kondusif untuk aktivitas pelayaran karena hanya 1,5 m dan kecepatan angin sekitar 35 km/jam.

Pada 20-23 November, lanjutnya, meski diprakirakan tinggi gelombang di Laut Jawa maupun Samudera Hindia cenderung naik hingga 2,5 meter dan kecepatan angin 50 km/jam, tapi karena kecenderungan normal, maka diprakirakan tinggi gelombang tidak akan setinggi itu.

Terkait aktivitas Gunung Bromo (2.329 mdpl) di Probolinggo, Jatim, dan Gunung Barujari (2.376 m dpl) yang merupakan anak Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat, Eko mengatakan bahwa abu vulkanis gunung tersebut tidak terpantau citra radar BMKG. “Pergerakan debu vulkanik tidak terdeteksi,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya