SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (JIBI/Dok)

Musim Kemarau di Jogja berpotensi lebih panjang.

Harianjogja.com, JOGJA- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta memperkirakan musim kemarau di wilayah DIY pada tahun ini akan lebih panjang sekitar satu hingga dua bulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ada potensi munculnya El Nino sehingga musim kemarau diperkirakan mundur hingga akhir November atau awal Desember,” kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatolgi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Indah Retnowulan di Yogyakarta, Senin (29/6/2015).

Indah menjelaskan, dalam keadaan normal, musim kemarau di DIY berlangsung hingga Oktober dengan puncak musim kemarau terjadi pada Agustus. Hujan dengan intensitas ringan sudah mulai turun pada akhir Oktober.

“Namun, penyimpangan iklim bisa saja terjadi apabila El Nino juga menyapu wilayah Indonesia. Kami akan terus pantau perkembangannya karena potensi terjadinya El Nino berkisar antara rendah hingga sedang,” katanya.

Ia mengatakan, BMKG sudah memberikan peringatan kepada berbagai pihak termasuk pemerintah daerah mengenai potensi munculnya penyimpangan suhu udara yang mengakibatkan udara di daratan menjadi lebih panas itu.

El Nino adalah fenomena penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik. Pada kondisi normal, suhu permukaan laut di perairan Indonesia adalah hangat sehingga proses peguapan menjadi awan hujan mudah terbentuk. Namun, saat El Nino terjadi, suhu permukaan laut di Indonesia justru turun sehingga mengurangi pembentukan awan hujan.

Fenomena El Nino sempat melanda Indonesia pada 1997 yang menyebabkan banyak wilayah mengalami kekeringan dan terjadi kebakaran hutan yang cukup hebat sehingga asapnya sampai ke sejumlah negara tetangga.

“Dalam beberapa hari terakhir, suhu udara minimal di DIY sudah tidak terlalu dingin karena banyak terbentuk awan,” katanya.

Sebelumnya, lanjut dia, suhu udara minimal di wilayah DIY sempat dirasakan cukup dingin karena tidak ada pembentukan awan di atas wilayah DIY. Suhu udara minimal di pagi hari mencapai 18 derajat celcius dan siang hari 32 derajat celcius.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto mengatakan, Kota Yogyakarta berada di daerah cekungan sehingga potensi kekeringan sangat kecil.

“Namun, kami tetap harus mewaspadai jika sampai terjadi kekeringan. Bagaimanapun juga, air bersih adalah kebutuhan dasar manusia dan harus dipenuhi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya