SOLOPOS.COM - Suasana rumah warga RT 3/RW 7 Kampung Sewu yang dirundung banjir sejak Minggu (7/4/2013) pagi. Luapan banjir meluas akibat rusaknya mobil pompa dan pompa air cadangan. (Chrisna CC/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, SOLO —Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo didesak segera membangun talut permanen di bantaran Kali Tanggul seiring datangnya musim hujan. Warga Joyotakan, Serengan, khawatir luapan anak Sungai Bengawan Solo bakal mengganas akibat buruknya infrastruktur penahan banjir.

Ketua RW V Kelurahan Joyotakan, Purwadi, mengatakan kritisnya kondisi talut sudah dilaporkan ke DPU tapi belum direspons. Purwadi mengatakan, intensitas air yang terus meninggi memasuki musim penghujan sangat berbahaya bagi kondisi talut. Pasalnya, sekitar 50 meter bangunan talut belum tersentuh perkuatan. “Bagian talut masih berupa tanah, rawan terempas air bah. Ini kalau jebol bisa fatal,” ujarnya saat ditemui wartawan di Joyotakan, Minggu (27/10).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sebagai informasi, aliran Kali Tanggul langsung bermuara ke Bengawan Solo tanpa hambatan pintu air seperti layaknya anak sungai lain. Imbas back water atau pembalikan arus air sulit cenderung sulit diantisipasi saat volume Bengawan Solo meninggi. Purwadi mengatakan wilayah Joyotakan timur bakal terendam banjir lagi jika talut Kali Tanggul jebol dan terjadi back water. “Sebelum intensitas hujan meninggi, DPU perlu segera menanggulangi,” ucapnya.

Purwadi menyebut warga cukup was-was karena dana pembuatan talut permanen yang rencananya dialihan ke program Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) belum menemui kejelasan. Warga kian khawatir lantaran adanya sejumlah pintu air di wilayah Joyotakan yang rusak. “Pintu air di sebelah timur airnya mbrabas karena konstruksinya kurang pas. Bakal percuma kalau mesin pompa bekerja. Kondisi ini sudah dilaporkan juga ke DPU,” tukasnya.

Dia menguraikan terpadat lima pintu air yang masing-masing menghubungkan saluran drainase permukiman di Solo wilayah selatan ke Kali Wingko. Pintu air itu terletak di RT 04/RW 05 (1 pintu), RT 05/RW 05 (2 pintu), RT 06/RW 06 (1 pintu) dan RT 01/RW 06 (1 pintu). Purwadi menyebut pintu air dibuat seiring pengerjaan parapet oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) di Plalan dan Joyotakan. Fasilitas serupa disiapkan di bendung karet Tirtonadi, pintu air Pucangsawit, Putat, dan Demangan.

Anggota Komisi IV, Paulus Haryoto, mendorong BBWSBS mengontrol fungsi infrastruktur penahan banjir secara lebih intens. Dia menilai ada penurunan kualitas pintu air dan mesin pompa. Hal itu merujuk kejadian tahun lalu saat pompa air di Joyotakan macet karena korsleting kabel. “Kabel dan mesin perlu dicek agar penanganan banjir bisa lebih tanggap,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya