Produksi kapas kecantikan terkendala musim hujan.
Solopos.com, KLATEN – Hujan yang kerap mengguyur wilayah Klaten dan sekitarnya beberapa waktu terakhir membuat produksi kapas kecantikan di Desa Candirejo Kecamatan Ngawen Klaten menurun.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Salah satu perajin kapas kecantikan di Candirejo, Nuryati, mengatakan produksi kapas kecantikan mengalami penurunan hingga 50 persen dibandingkan di musim kemarau. Saat kemarau, Nuryati mampu memproduksi minimal satu ton per pekan. Sedangkan saat musim hujan ia hanya memproduksi 500 kilogram per pekan.
“Pengolahan kapas kecantikan yang sudah berlangsung sejak era 1980-an ini sangat menggantungkan sinar matahari. Dalam prosesnya, ada pengeringan sebelum dikemas sebagai kapas kecantikan. Dalam satu pak [berisi 12 bungkus], biasanya dijual Rp11.000,” katanya, saat ditemui wartawan di Candirejo, Jumat (25/11/2016).
Nuryati mengatakan pemasaran kapas kecantikan di Candirejo menjangkau Klaten, Solo, Magelang, Semarang, dan Bali.
Perajin kapas kecantikan asal Candirejo lainnya, Sri Harjani, 55, mengatakan kapas kecantikan yang diproduksinya berbahan baku sejenis kapuk randu.Di musim kemarau, produksi kapas kecantikan yang sudah digeluti selama 25 tahun terakhir itu mencapai satu ton per bulan.
“Kalau di tempat saya, skalanya kecil. Memang, kendala yang dihadapi saat ini, tidak adanya sinar matahari. Di musim hujan seperti ini, produksinya tak selancar di musim kemarau. Dengan produksi rata-rata satu ton per bulan, saya bisa mengantongi omzet senilai Rp15 juta per bulan. Untuk pemasaran berada di Klaten dan Flores,” kata dia.